Cadangan minyak dan gas bumi tersimpan di dasar laut dalam jumlah besar. Namun, pengeboran dan pencairan dapat merusak lingkungan laut. Hal ini tidak diimbangi dengan langkah perusahaan menangani masalah lingkungan tersebut, misalnya adanya kelalaian sehingga minyak tumpah ke laut dan merusak. Saat sumber daya menipis, perusahaan akan pindah ke daerah lain untuk melakukan hal yang sama, begitu seterusnya.
Apa yang bisa kita lakukan? Bijaklah dalam menggunakan bahan bakar, gunakan transportasi umum dan kurangi melakukan penerbangan jarak jauh. Dengan menggunakan energi terbarukan, maka kita mendukung energi ramah lingkungan dan berkelanjutan.
7. Pengasaman
Karbon dioksida larut dalam laut membentuk asam karbonat. Kadar asam yang meningkat dapat mengganggu proses kawin hewan laut. Selain itu, ikan juga kesulitan mendeteksi predator dalam air asam. Pengasaman mengubah kimia laut, selama 200 tahun terakhir lautan menjadi 30 persen lebih asam.
Apa yang bisa kita lakukan? Kebiasaan mematikan lampu yang tidak digunakan adalah awal yang baik. Sebab, emisi karbon berada di belakang pengasaman.
Baca Juga : Aneh, Paus Bungkuk Ditemukan Terdampar di Dalam Hutan Amazon
8. Perburuan paus komersial
Perburuan paus banyak dilakukan di abad ke-20 dan hal ini secara signifikan menurunkan populasi paus. Seluruh dunia melarang keras perburuan paus sejak 1986, tapi ada tiga negara yang menolaknya. Jepang, Islandia, dan Norwegia tetap melakukan perburuan paus, dan beberapa armada membunuh ratusan paus setiap tahun.
9. Polusi suara
Paus dan lumba-lumba berkomunikasi dan berburu dengan sinyal sonik. Namun hal ini menjadi terganggu oleh kebisingan industri laut hingga sonar militer. Polusi suara membuat paus betina tidak bisa mendengar paus jantan bernyanyi, padahal ini adalah salah satu daya tarik paus untuk kawin.
Kebisingan juga membuat makhluk laut mengalami tekanan tingkat rendah yang konstan, efek panjangnya belum diketahui.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com, penulis: Gloria Setyvani Putri. Baca artikel sumber.