Nationalgeographic.co.id - Turki kerap muncul dalam daftar impian milik pelancong Indonesia sewaktu ingin berpergian ke luar negeri. Selain mengejar foto-foto yang instagrammable, wisatawan kita ingin merasakan budaya negeri yang ada di batas antara Eropa dan Asia.
Saat melancong ke Istanbul, pusat peradaban Turki, wisatawan kita mendokumentasikan perjalanan itu dengan berpose bersama di muka Hagia Sophia, bangunan bersejarah yang berubah menjadi museum.
Bukan karena jadi favorit wisatawan kita saja, Turki memang sudah sejak lama menjadi destinasi impian para pelancong mancanegara. Pertemuan dua peradaban yang membentuk kehidupan yang khas telah memikat para pendatang.
Baca Juga : Samsung 'Tantang' Pengguna Hasilkan Foto Jelek dengan Galaxy Note9
Buat saya yang datang dari negeri katulistiwa, Turki jadi tempat yang cocok untuk merasakan dinginnya peralihan antara musim salju dan semi. Itu sebabnya, saya tak berpikir dua kali saat dapat ajakan menuju puncak Uludag, gunung dengan ketinggian sekitar 2.500 meter dari muka laut.
Uludag, yang punya arti Agung, memanjakan mata pelancong dengan lanksap kawasan lindung nan luas. Saya berada di puncaknya.
Baca Juga : Kisah Samsung Smart Camera NX1 dalam Keeksotisan Sang Ancala
Di penghujung Maret, Uludag mulai menunjukkan lelehan-lelehan salju di beberapa punggungannya, menandakan masuknya musim semi.
Untuk mencapai puncak Uludag, saya tak perlu menguras peluh. Saya cukup menumpangi Bursa Teleferik, kereta gantung yang membawa pelancong ke pucuk gunung sembari menawarkan panorama lanskap kawasan.
Baca Juga : Samsung Membuat Perangkat Pendeteksi Stroke