Paus Misterius dengan Tali Kekang Ditemukan, Senjata Rahasia Rusia?

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 30 April 2019 | 14:50 WIB
Paus dengan tali kekang di tubuhnya. (Jorgen Ree Wiig/Norwegian Directorate of Fisheries)

“Kita tahu bahwa Rusia memiliki paus peliharaan di penangkaran. Beberapa di antaranya telah dilepaskan dan sering mencari bantuan dari kapal-kapal nelayan,” papar Profesor Audun Rikardsen dari Arctic University of Norway.

“Jika paus ini benar berasal dari Rusia, maka kemungkinan itu milik angkatan laut, bukan ilmuwan,” tambah Martin Biuw dari Institute for Marine Research.

Paus beluga menghampiri manusia seolah-olah meminta pertolongan untuk melepaskan tali kekangnya. (Jorgen Ree Wiig/Norwegian Directorate of Fisheries )

Sejak 1959, US Navy Marine Mammal Program di San Diego diketahui telah melatih hewan laut–seperti lumba-lumba hidung botol dan singa laut California–untuk melakukan tugas-tugas seperti mendeteksi dan membersihkan ranjau, menemukan peralatan dan melindungi kapal. Bahkan ‘tim hewan laut’ ini juga dikerahkan dalam perang Vietnam dan Irak.

Tidak ingin ketinggalan dari lawannya, Angkatan Laut Soviet juga menerapkan program yang sama selama Perang Dingin. Mereka melatih lumba-lumba untuk menempelkan bahan peledak ke kapal selam musuh. Juga mencari kapal yang tenggelam di Laut Hitam.

Saat Soviet runtuh, proyek tersebut diambil alih oleh Angkatan Laut Ukrania. Namun, sejak 2014, pusat pelatihan hewan laut berada di bawah kontrol Rusia.

Baca Juga : Bayi Lumba-lumba Terdampar dengan Sampah Plastik dan Balon di Perutnya

Masih banyak teka-teki terkait paus misterius dengan tali kekang ini. Para peneliti berencana mencari tahu lebih lanjut mengenai hewan tersebut. Termasuk mengecek fakta apakah ia memang dilatih sebagai mata-mata oleh Angkatan Laut Rusia atau sekadar menjadi bahan penelitian. Juga apakah paus ini melarikan diri atau sengaja dilepaskan ke laut.

“Kami belum tahu semuanya, tapi sudah mengontak para peneliti Rusia. Jadi, kami berharap dapat mengecek kebenaran fakta paus tersebut dalam waktu dekat,” pungkas Rikardsen.