Makna Arsitektur Masjid Al Safar Karya Ridwan Kamil yang Dapat Penghargaan Dunia

By , Selasa, 11 Juni 2019 | 17:51 WIB
Tampak atas. Masjid Al Safar merupakan karya Ridwan Kamil bersama firma arsiteknya Urbane Indonesia. Masjid itu masuk ke nominasi Abdullatif Al Fozan Award. (dok. Jasa Marga)

Saat meresmikan masjid itu pada 19 Mei 2017, PT Jasa Marga menjabarkan konsep rancang bangun tempat ibadah seluas 1.411 m2 ini dengan rinci.

Baca Juga: Saat Gereja Notre Dame Dilalap Api, Masjid Al-Aqsa Juga Alami Kebakaran

Masjid Al Safar merupakan karya Ridwan Kamil bersama firma arsiteknya Urbane Indonesia. Masjid itu masuk ke nominasi Abdullatif Al Fozan Award. (dok. Jasa Marga)

Masjid yang dapat menampung sekitar 1.200 jemaah ini disebut "mengadaptasi bentuk topi adat (Iket Sunda)."

Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, selaku arsitek di balik rancangan masjid tersebut pun berupaya menjelaskan kepada publik terkait polemik desain masjid itu dengan mengikuti diskusi umum di Bale Asri Pusdai Jabar, Kota Bandung, pada Senin (10/06).

Bagian dalam Masjid Al Safar yang merupakan karya Ridwan Kamil bersama firma arsiteknya Urbane Indonesia. Masjid itu masuk ke nominasi Abdullatif Al Fozan Award (dok. Jasa Marga)

Turut hadir dalam diskusi itu adalah Rahmat Baequni, seorang ustad yang mempersoalkan desain Masjid Al Safar lantaran dianggap mirip simbol illuminati atau Dajjal, yaitu segitiga dan mata satu.

Dalam diskusi Senin (10/06), Ridwan Kamil menjelaskan, Masjid Al Safar dibangun dengan konsep tidak beraturan dengan tujuan agar menyatu dengan alam. Konsep tidak beraturan itu sarat dengan bentuk segitiga seperti lipatan dalam origami.

"Segitiga ini bisa memeluk bentuk apapun yang tidak teratur," kata Ridwan sebagaimana dilaporkan wartawan di Bandung, Julia Alazka untuk BBC News Indonesia.

Bagian dalam dari Bagian dalam Masjid Al Safar yang merupakan karya Ridwan Kamil bersama firma arsiteknya Urbane Indonesia. Masjid itu masuk ke nominasi Abdullatif Al Fozan Award (dok. Jasa Marga)
 

Ridwan Kamil menampik tuduhan itu dan mengatakan Al Safar dirancang dengan inspirasi geometri. Seni geometri sendiri, ujarnya, adalah kekhasan seni dalam peradaban Islam.

“Tidak bisa dihindari yang namanya bentuk segitiga, yang namanya bentuk jajaran genjang, yang namanya lingkaran. Ini keindahan arsitektur Islam. Sampai ada tutorial membentuk kaligrafi Islam,” ujarnya ketika bicara dalam diskusi di Bandung.