Bakal Dapat Pinjaman Rp 1,4 Triliun, Seberapa Parahkah Pencemaran dan Sampah di Sungai Citarum?

By , Rabu, 12 Juni 2019 | 15:54 WIB
Citarum, sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, melayani populasi 25 juta manusia, (Lutfi Fauziah)

Nationalgeographic.co.id - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil telah membawa kabar gembira untuk Sungai Citarum. Ridwan Kamil menyebutkan, World Bank berencana menggelontorkan dana pinjaman Rp 1,4 triliun kepada pemerintah Indonesia. Nantinya, dana ini ditujukan untuk menyelesaikan masalah persampahan di Sungai Citarum di Jawa Barat (Jabar).

Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil, melanjutkan kabar itu. Ia rencananya akan melakukan presentasi kepada pihak World Bank untuk mendapatkan pinjaman itu Senin depan. Emil memastikan status anggaran itu bersifat pinjaman yang akan dibayar oleh pemerintah pusat.

“Status anggarannya loan G to G nanti dibayar pemerintah pusat. Sebaran anggarannya macam-macam ada di Perkim, KLHK, Bappenas. Persentasi Senin, kalau lolos dananya turun,” ujar Emil, sapaan akrabnya di Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Bandung, Jabar, Rabu (12/6/2019).

Baca Juga: Warga Dunia Waspadalah! Sungai Kita Tercemar oleh Antiobiotik Parah

Alat berat mengangkat gunungan sampah dari anak sungai CItarum di Bojong Citepus, Dayeuhkolot, Kabup (Yunaidi Joepoet)

Emil belum menjabarkan secara spesifik untuk program apa saja dana tersebut digunakan. Namun, ia menyebut anggaran itu akan fokus untuk mengedukasi dan membangun peradaban masyarakat dalam tata kelola sampah domestik.

“Intinya kita ingin masalah sampah Citarum itu bukan beli alat-alat canggih, tapi anggaran itu masuk mengedukasi masyarakat supaya sampahnya habis di rumah dengan teknologi receh tapi banyak. Jadi bukan selalu berujung dengan sarana prasarana canggih,” ucap Emil.

Ia menjelaskan, masalah sampah Citarum tak melulu harus diselesaikan dengan alat canggih. Teknologi, kata Emil, tak bisa jadi andalan dalam mengubah pola masyarakat dalam menyikapi masalah persampahan.

“Sehingga anggaran itu harapannya dua satu sampahnya selesai, dua edukasi dan peradaban masyarakat tentang persampahan meningkat. Cuma kalau kita larinya ke teknologi saja, masyarakat polanya sama kami gak mau begitu,” tuturnya.

Baca Juga: Ketika Sungai Memiliki Lima Warna, Fenomena Alam di Cano Cristales

Ilustrasi: TNI dan ribuan warga turun membersihkan sampah di daerah aliran sungai (DAS) Citarum yang ()

Ia lantas mencotohkan gaya hidup warga Jepang dan Amerika. Meski sama-sama negara maju, kedua negara itu punya perbedaan gaya hidup dalam masalah sampah.