Bakal Dapat Pinjaman Rp 1,4 Triliun, Seberapa Parahkah Pencemaran dan Sampah di Sungai Citarum?

By , Rabu, 12 Juni 2019 | 15:54 WIB
Citarum, sungai terpanjang dan terbesar di Provinsi Jawa Barat, melayani populasi 25 juta manusia, (Lutfi Fauziah)

“Orang Jepang dan orang Amerika sama-sama hidup 24 jam tapi produksi sampah orang Amerika dua kali lipat dari orang Jepang. Berarti ada gaya hidup. Nah, kami ingin mengubah gaya hidup yang selama ini dianggap oke sebenarnya gak oke. Di anggaran itu kami ingin ada teknologi-teknologi kecil, edukasi di rumah-rumah,” tuturnya.

Lantas, seberapa parah pencemaran dan masalah sampah di Sungai Citarum? National Geographic Indonesia pernah menyusuri aliran sungai utama di Jawa Barat pada beberapa tahun silam.

Baca Juga: Buang Sampah ke Sungai Merupakan Warisan Zaman VOC, Benarkah?

Ridwan kamil meninjau langsung kondisi Sungai Citarum (29/9/2018). ((Dokumentasi Humas Pemprov Jabar))

Cerita Sungai Citarum

Makin modern, makin cerdas, manusia justru mencampakkan Citarum di titik nadir. Beban yang tiada terperi itu membuat daya dukung Citarum makin berantakan.

Dalam dua dekade belakangan, aliran terpanjang di Jawa Barat ini ditetapkan sebagai salah satu daerah aliran sungai super-prioritas di Indonesia.  Upaya penyelamatan digelar di kawasan-kawasan konservasi di wilayah hulu.

Hari terang tanah. Serombongan ibu-ibu menghambur masuk ke situs Candi Blandongan. Ibu-ibu berbaju warna-warni itu riang ria.Kendati telah paruh baya, suara mereka‘cetar membahana’. Satu-dua orang mendekati anak tangga candi, lalu berfoto-diridengan gawainya. Lantaran terlalu ceria, mereka sejenak tak sadar usia.

Sengatan matahari menyadarkan mereka mencari-cari tempat bernaung. Tahu gelagat itu, Sunarto yang rehat di teratak, mengajak kaum ibu itu singgah. Dalam sekejap, salah seorang pengelola situs Batujaya itu dikelilingi para ibu.Teratak mendadak sesak.

Baca Juga: Obat-obatan Mencemari Sungai, Membahayakan Ekosistem yang Ada di Sana

Citarum bak sedang sekarat. Hal itu bahkan sejak jauh-jauh hari dipaparkan oleh orang nomor satu di ()

Kepada Sunarto, mereka bertanya ihwal candi yang berdiri di Desa Segaran, Batujaya, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, itu.Kawasan situs candi Batujaya terbentang lima kilometer persegi, tersebar di sela-sela persawahan.Sebelum ditemukan,masyarakat sekitar menyebut situs-situs itu sebagai unur atau tanah tinggi. “Itu karena tanahnya lebih tinggi dari persawahan,” jelasnya. “Kalau di Cibuaya sana disebut lemah dhuwur.”Dia mengimbuhkan bahwa Candi Blandongan adalah yang terbesar dan terlengkap dikawasan situs Batujaya.