Iyay mengatakan, setelah ada tanggal persis pemindahan sampah dari Depok ke Lulut Nambo, pihaknya akan langsung lakukan sosialisasi ke warga sekitar Lulut Nambo.
“Kalau diminta langsung pemindahan sampah, ya langsung. Tapi kita harus sosialisasi sama masyarakat kawasan di sana yang terdampak baunya,” ucapnya.
Baca Juga: Bakal Dapat Pinjaman Rp 1,4 Triliun, Seberapa Parahkah Pencemaran dan Sampah di Sungai Citarum?
Terpisah, Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Kota Depok, Ridwan mengatakan, daya tampung TPA Cipayung milik Pemerintah Kota Depok saat ini sudah melampaui kapasitas.
Ia menyebutkan, setiap hari ada 900-1.000 ton sampah warga Depok yang dibuang ke TPA itu. Ridwan mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk pemindahan sampah sebanyak 500-700 ton ke Lulut Nambo.
"Kalau sudah buang sampah di Nambo, volume sampah di TPA Cipayung berkurang sekitar 200-300 ton sampah,” ujar Ridwan. Nantinya, jumlah tersebut bisa dikelola oleh bank sampah dan UPS (Unit Pengelolaan Sampah) terlebih dahulu sebelum dibuang ke TPA Cipayung.
“Bank Sampah dan UPS bisa mengurangi sampah 20 persen dari jumlah yang akan dikirimkan ke TPA Cipayung,” kata dia.
Baca Juga: Timbunan Sampah di India Hampir Setinggi Taj Mahal, Bahaya Mengancam
Kenaikan Volume Sampah Saat Ramadan
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Kota Depok mencatat ada penambahan jumlah sampah sebanyak 211 ton setiap hari saat memasuki bukan Ramadan. Jumlah ini diprediksi naik sekitar 30 persen dari jumlah sampah yang masuk setiap hari di TPA Cipayung sekitar 900 ton per hari.
“Lonjakan volume sampah naik karena selama bulan Ramadan ini masyarakat biasanya lebih konsumtif,” ucap Ardan saat dikonfirmasi, Selasa (14/5/2019).