Nationalgeographic.co.id - Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Cipayung Depok sudah melebihi kapasitas dan semakin membahayakan warga di sekitarnya. Saat ini tinggi tumpukan sampah di TPA Cipayung mencapai 20-30 meter dan dikhawatirkan akan longsor.
Adapun untuk diketahui, kondisi TPA Cipayung Depok sudah melebihi kapasitas dan dinilai membahayakan warga.
Saat ini tinggi tumpukan sampah di TPA Cipayung mencapai 20-30 meter dan dikhawatirkan longsor.
Baca Juga: Laporan Terbaru: Tiap Minggu Kita Makan Plastik Seberat Kartu Kredit
Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Depok, Iyay Gumilar mengatakan, masih menunggu jadwal dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil terkait pemindahan sampah Depok ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional Lulut-Nambo di Kabupaten, Bogor, Jawa Barat.
Iyay mengatakan, pada April 2019 lalu pihaknya telah mengirimkan surat untuk mempercepat pemindahan sampah dari Depok ke Lulut Nambo.
Setelah surat itu dilayangkan, pihaknya bersama Pemrov Jabar melakukan pertemuan untuk membicarakan fasilitas yang masih harus disiapkan saat pemindahan sampah ke Lulut Nambo.
"Saat ini Pemrov Jawa Barat sedang menyiapkan fasilitas yang dibutuhkan untuk membangun tempat pembuangan dengan sistem sanitary landfill," ucap Iyay saat dihubungi, Senin (17/6/2019).
Baca Juga: Renungan Hari Ini, Ramadan dan Lebaran Dorong Kenaikan Volume Sampah di Sejumlah Daerah
Adapun sanitary landfill adalah sistem pengelolaan sampah dengan cara membuang dan menumpuk sampah di lokasi cekung, memadatkannya dan menimbunnya dengan tanah.
Iyay mengatakan, setelah ada tanggal persis pemindahan sampah dari Depok ke Lulut Nambo, pihaknya akan langsung lakukan sosialisasi ke warga sekitar Lulut Nambo.
“Kalau diminta langsung pemindahan sampah, ya langsung. Tapi kita harus sosialisasi sama masyarakat kawasan di sana yang terdampak baunya,” ucapnya.
Baca Juga: Bakal Dapat Pinjaman Rp 1,4 Triliun, Seberapa Parahkah Pencemaran dan Sampah di Sungai Citarum?
Terpisah, Sekertaris Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK), Kota Depok, Ridwan mengatakan, daya tampung TPA Cipayung milik Pemerintah Kota Depok saat ini sudah melampaui kapasitas.
Ia menyebutkan, setiap hari ada 900-1.000 ton sampah warga Depok yang dibuang ke TPA itu. Ridwan mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk pemindahan sampah sebanyak 500-700 ton ke Lulut Nambo.
"Kalau sudah buang sampah di Nambo, volume sampah di TPA Cipayung berkurang sekitar 200-300 ton sampah,” ujar Ridwan. Nantinya, jumlah tersebut bisa dikelola oleh bank sampah dan UPS (Unit Pengelolaan Sampah) terlebih dahulu sebelum dibuang ke TPA Cipayung.
“Bank Sampah dan UPS bisa mengurangi sampah 20 persen dari jumlah yang akan dikirimkan ke TPA Cipayung,” kata dia.
Baca Juga: Timbunan Sampah di India Hampir Setinggi Taj Mahal, Bahaya Mengancam
Kenaikan Volume Sampah Saat Ramadan
Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Cipayung, Kota Depok mencatat ada penambahan jumlah sampah sebanyak 211 ton setiap hari saat memasuki bukan Ramadan. Jumlah ini diprediksi naik sekitar 30 persen dari jumlah sampah yang masuk setiap hari di TPA Cipayung sekitar 900 ton per hari.
“Lonjakan volume sampah naik karena selama bulan Ramadan ini masyarakat biasanya lebih konsumtif,” ucap Ardan saat dikonfirmasi, Selasa (14/5/2019).
Pola konsumtif pada bulan Ramadan misalnya, membeli takjil. Takjil yang dijual rata-rata menggunakan plastik sekali pakai. Ardan juga memprediksi volume sampah tersebut akan naik terus menerus hingga Idul Fitri nanti.
Baca Juga: Ke Mana Perginya Sampah Plastik dari Negara-negara Maju dan Industri?
Ia menyatakan, sampah-sampah yang ditemukan selama bulan Ramadhan rata-rata sampah kemasan.
Kata dia, selama ini penanganan sampah masyatakat dibagi tiga kategori, yakni yang dikelola di TPA, dikelola di bank sampah, UPS (Unit Pengelolaan Sampah) hingga bank sampah.
“Jadi masyarakat yang nantinya memilah sampah organik dan sampah non organik diletakkan di ember yang sudah disediakan. Sampah yang organik dibuang ke Unit Pengelolaan Sampah (UPS) terdekat, apabila non organiknya bisa ke bank sampah,” ucapnya.
Kemudian, sampah yang dikirim ke TPA merupakan sampah residu (sampah yang sudah tidak bisa didaur ulang kembali). Ardan mengatakan, pihaknya terus memaksimalkan pengangkutan sampah di 11 kecamatan wilayah Depok. (Chyntia Lova/Kompas.com)