Alasan Nunung Sabu Dapat Jaga Stamina, Studi Bilang Sel Dopamin dalam Otak Hancur hingga Bisa Dorong Bunuh Diri

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Sabtu, 20 Juli 2019 | 07:54 WIB
Nunung gunakan narkoba (Instagram/triretnoprayudati_nunung)

Nationalgeographic.co.id - Ada sejumlah figur publik, pekerja seni, hingga pelaku industri kreatif telah mengisi daftar pengguna narkoba. Alasan mereka kebanyakan mirip, agar menjaga kreativitas dan stamina saat bekerja. Maklum, di tengah kompetisi inustri seni dan hiburan, tekanan terhadap para pelakunya begitu tinggi.

Kabar yang mengejutkan publik adalah komedian Tri Retno Prayudati alias Nunung Srimulat yang harus menginap di kantor polisi lantaran kedapatan menggunakan dan memiliki narkoba jenis sabu.

Banyak pihak, termasuk rekan seprofesinya di grup lawak Srimulat, yang tak mengira atas kejadian itu. Berdasarkan rilis resmi dari pihak kepolisian, Nunung Srimulat ditangkap bersama dengan suaminya di kediamannya di kawasan Tebet, Jumat (19/7/2019).

Baca Juga: Siang Sangat Terik, Malam Sangat Dingin. Ketahui Penyebabnya

Beli Sabu 10 Kali Dalam 3 Bulan, Nunung Sempat Buang Barang Bukti ke Toilet Saat Digrebek Polisi: Iya, Dibuang di WC (Kolase Instagram/@pjmnewsdotcom)

Dalam pemeriksaan terungkap bahwa Nunung menggunakan sabu dengan tujuan meningkatkan stamina.

"Dia (Nunung) mangakui memakai sabu lima bulan lalu untuk stamina dalam bekerja," ungkap Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono saat Jumat (19/7/2019), seperti dilansir kompas.com.

Baca Juga: Aris Idol Ditangkap Saat Pesta Sabu, Ini Dampak Mengonsumsi Sabu Pada Otak

Nunung dan suami ditangkap karena kedapatan menggunakan sabu (YouTube/Tribun Timur)

Benarkah sabu dapat meningkatkan stamina seperti yang diklaim oleh Nunung? Mari kita simak penjelasan lengkapnya berikut ini.

Sabu atau secara ilmiah dikenal dengan metamfetamin adalah obat psikostimulan yang sangat adiktif dan ilegal yang mirip dengan amfetamin.

Ini digunakan untuk memberikan efek euforia yang kuat dengan cara meningkatkan kadar dopamin dan norepinefrin yang terjadi secara alami di otak.

Efeknya bertahan lebih lama dari kokain, lebih murah, dan mudah dibuat dengan bahan-bahan yang tersedia secara umum.

Baca Juga: Bahan Kimia Pada Pasta Gigi dan Sabun Bisa Memicu Osteoporosis

Ditemukan pada akhir abad ke-19, amfetamin pertama kali digunakan sebagai dekongestan hidung dan stimulator pernapasan.

Selama Perang Dunia II, metamfetamin - mirip strukturnya dengan amfetamin - digunakan untuk meningkatkan kewaspadaaan dan meningkatkan daya tahan dan suasana hati.

Belakangan, menjadi jelas bahwa metamfetamin menimbulkan kecanduan yang berbahaya.

Hal inilah yang membuat metamfetamin masuk dalam daftar obat ilegal kecuali jika diresepkan oleh dokter untuk sejumlah kondisi medis yang sangat terbatas.

Apalagi, terbukti bahwa penggunaan jangka panjang dari metamfetamin dikaitkan dengan efek yang menghancurkan pada pengguna.

Kolase Nunung dan otak yang rusak akibat penggunaan sabu (smokemeth.com)
  

Efek

Orang-orang menggunakan metamfetamin untuk efeknya yang menyenangkan. Selain itu juga memberikan dampak:

Ilustrasi scan otak (Pixabay)

Cara kerja

Efek menyenangkan dari metamfetamin terjadi ketika tubuh melepaskan tingkat neurotransmitter dopamin yang sangat tinggi. Ini adalah bahan kimia otak yang terlibat dalam motivasi, kesenangan, dan fungsi motorik.

Seperti banyak stimulan, metamfetamin paling sering disalahgunakan dalam pola "pesta". Pengguna mencoba mempertahankan staminanya dengan mengonsumsi lebih banyak obat sebelum dosis pertama habis.

Obat tersebut bekerja pada bagian otak yang terlibat dalam pemberian hadiah, dan ini membuat dosis lain menggoda alias menjadi ketagihan.

Akan tetapi, kadar dopamin yang tinggi ini juga dianggap membantu membuat obat ini lebih beracun bagi terminal saraf di otak.

Baca Juga: Taj Mahal, Makam Sekaligus Monumen Pembuktian Cinta yang Melegenda 

Efek samping

Orang menggunakan metamfetamin karena mereka menikmati efeknya. Namun, itu dapat memiliki beberapa efek samping yang berbahaya.

Beberapa dampak buruk yang umum terjadi:

 

Penggunaan metamfetamin jangka panjang dapat menyebabkan:

Gejala psikosis dari metamfetamin juga mungkin terjadi:

 Baca Juga: Rinjani Bertopi Awan, Warganet Penasaran. Ketahui Penyebabnya

Paranoia dapat menyebabkan pikiran untuk bunuh diri atau bunuh diri.

Para peneliti telah melaporkan bahwa lebih 50 persen dari sel-sel penghasil dopamin di otak dapat rusak setelah kontak yang terlalu lama dengan tingkat metamfetamin yang relatif rendah.

Gejala psikotik dapat bertahan selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun setelah menghentikan penggunaan metamfetamin. Mereka dapat berulang secara spontan. (Ade Sulaeman/Intisari Online)