Nationalgeographic.co.id - Konflik bersenjata di Republik Demokratik Kongo nampaknya masih terus berlanjut.
Konflik internal antara Pasukan pemberontak dan Pemerintah Kongo harus mengorbankan ketentraman warga sipil lainya.
Mereka terpaksa berbondong-bondong mengungsi ke Uganda, demi menghindari kebengisan perang.
Pekerja bantuan di Uganda mengatakan konflik bersenjata di Republik Demokratik Kongo (DRC) telah melipatgandakan aliran pengungsi sejak Juni dan menguras dana kemanusiaan.
Baca Juga: Ancam Konservasi Harimau, Proyek Uranium di India Menuai Banyak Protes
Dalam kegelapan dini hari, satu kapal penuh pengungsi dari Republik Demokratik Kongo tiba di Danau Albert, Uganda.
Beberapa bayi menjerit histeris. Pekerja bantuan mengatakan jumlah pengungsi Kongo yang melarikan diri dari konflik bersenjata ke Uganda meningkat dua kali lipat lebih sejak Juni menjadi sekitar 300 per hari.
Pengungsi Gipato Margaret mengatakan pertempuran intensif terjadi dalam dua minggu terakhir di kota DRC, Chomya.
Baca Juga: Dari Mana Teroris Indonesia Mendapat Dana untuk Menjalankan Aksinya?
Pengungsi Joshua Oshaki kehilangan kontak dengan istrinya selama pertempuran di wilayah Ituri DRC tetapi berhasil melarikan diri dengan kedua anaknya.
Perebutan wilayah, kekayaan mineral, dan politik telah melanda Kongo timur selama lebih dari dua dekade.
Uganda bekerja sama dengan badan pengungsi PBB atau UNHCR mendaftar dan mengangkut orang-orang yang baru tiba ke kamp-kamp yang telah menampung lebih dari satu juta pengungsi, 350.000 di antaranya dari DRC.
Penulis | : | Mahmud Zulfikar |
Editor | : | Bayu Dwi Mardana Kusuma |
KOMENTAR