Membakar Sampah Dinilai Lebih Praktis, Tapi Ternyata Lebih Berbahaya

By Mahmud Zulfikar, Rabu, 31 Juli 2019 | 06:49 WIB
ilustrasi pembakaran sampah (pinnsdaddy)

Pembakaran yang bersih hanya bisa dilakukan dalam api panas dan suplai oksigen yang cukup.

Padahal, pada pembakaran sampah yang umum dilakukan, yakni sampah dalam tumpukan, hanya bagian luar yang mendapat cukup oksigen untuk menghasilkan CO2. Sementara bagian dalam, karena kekurangan suplai O2, akan menghasilkan karbonmonoksida (CO).

Baca Juga: Hidup di Tengah Polusi Udara Kota, Adakah Cara untuk Tetap Sehat?

Pembakaran sampah menghasilkan karbonmonoksida. Apa sih bahayanya?

Menurut IDN Times, gas ini tidak berwarna dan kehadirannya sulit dideteksi. Padahal gas ini sangat berbahaya bagi kesehatan.

Bila kita menghirupnya dalam kadar rendah saja bisa membuat kita sesak napas. Pada kadar tinggi kita bisa pingsan dan bahkan mati.

Ketika Karbonmonoksida terhirup, dia akan masuk ke dalam paru-paru dan mengikat hemoglobin sel darah. Akibatnya, hemoglobin yang semestinya mengangkut dan mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh akan terganggu. Tubuh akan kekurangan O2 dan bisa menyebabkan kematian.

Melansir dari Hellosehat.com, ketika napas tersendat, kerja paru-paru pun terhambat dalam mengalirkan oksigen. Hal ini bisa menggangu fungsi kerja organ-organ tubuh vital dan bisa berakibat fatal.

Daripada membakarnya, sebisa mungkin kita hidup hemat sampah.