Membakar Sampah Dinilai Lebih Praktis, Tapi Ternyata Lebih Berbahaya

By Mahmud Zulfikar, Rabu, 31 Juli 2019 | 06:49 WIB
ilustrasi pembakaran sampah (pinnsdaddy)

Ini yang dimaksud dengan life cycle thinking, sebelum kita membeli sesuatu, kita harus tahu fungsi dan umur kegunaannya. Dengan cara ini kita bisa hidup hemat sampah.

“Kita mesti tahu dari awal sampai akhirnya akan jadi apa. Dengan begitu, kita jadi berpikir perlu beli barang yang berpotensi menjadi sampah tersebut atau tidak. Yang pasti, harus dipikirkan dari produksi, distribusi, dan akhir hidupnya bagaimana,” Jelas Jessica Hanafi pada Nationalgeographic.co.id.

Kemudian, kurangi –bahkan kalau bisa sudahi– penggunaan plastik sekali pakai. Manfaatkanlah plastik untuk waktu yang lama dan terus-menerus.

Baca Juga: Polusi Jakarta Terburuk Sedunia, Ternyata Kendaraan Penyebab Utamanya

Bila memiliki sampah organik, buanglah di satu tempat untuk kemudian diolah menjadi pupuk kompos.

Ketimbang kita bingung mau diapakan sampah kita ketika menggunung. Berikan pada petugas kebersihan setempat, untuk selanjutnya mereka daur ulang.

Tapi, yang lebih penting dari banyak langkah menangani sampah adalah “mengurangi”. Mengurangi kebiasaan konsumtif.

Semakin sedikit kita belanja, semakin sedikit kita menyampah.