Telisik Sampah Plastik, Bikin Kotor Daratan Hingga Cemari Lautan Kita!

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Rabu, 25 Desember 2019 | 07:38 WIB
Sustainable Waste Indonesia (SWI) melakukan uji penerapan teknologi baru intersepsi limbah sungai di Indonesia meliputi pengukuran efektivitas perangkat River Clean Up (RCS) (Dadang Tri)

Jumlah Sampah Plastik Ternyata Masih Banyak

Riset yang tertanam dalam infrastruktur pengelolaan limbah di Jakarta ini diharapkan dapat membantu untuk lebih memahami karakterisasi limbah plastik yang diekstraksi, penilaian daur ulang limbah, dan apa yang dapat dilakukan untuk mengumpulkan limbah plastik sebelum mencapai samudera. Hasil riset diharapkan akan dilaporkan setelah 12 bulan beroperasi.

Proses pengambilan sampel dilakukan pada 26 – 28 Maret 2019.  Selama 3 hari, sampah yang terjaring di dalam perangkat RCS sebanyak 323, 33 kg sampah dan 82,28 sampah plastik. Sementara yang terjaring pada 3 bagian sungai adalah 176,81 kg sampah dan 67,69 sampah plastik. Di antara jenis sampah plastik yang ditemukan adalah  PET botol bening, PET botol berwarna, PP  cup, PP/LDPE bening, HDPE film, PET/PP/HDPE/LDPE rigid, polystyrene foam, sedotan, multilayer metalized, multilayer pouch dan multilayer lainnya.  Sementara di antara sampah non plastik yang terkumpul adalah kain, botol kaca, organik, B3, kayu, karet/ kulit, kaleng dan diapers.

Selanjutnya, data yang ditemukan akan dikumpulkan dan di analisis untuk mendapatkan karakteristik sampah sungai di Indonesia, bagaimana desain penanganan sungai dan sistem perawatan, market analysis dan kemungkinan-kemungkinan  penambahan sistem valorisasi.

Baca Juga: Langkah Kecil Menuju Gaya Hidup Berkelanjutan, Relawan Tunjukkan Kepedulian Lingkungan Kepada Warga Ibu Kota

Banyak sampah plastik masih belum terolah. (djedzura/Getty Images/iStockphoto)

Program riset ini dijadwalkan akan berlangsung hingga 1 Oktober 2019 yang hasilnya akan diumumkan kemudian.   Sebagai bagian dari proyek ini, sebuah sistem eksperimental pengumpulan sampah plastik akan diletakkan di Cengkareng Drain.  Program itu termasuk pengembangan metode untuk mengelola pengumpulan sampah plastik dengan baik dengan cara yang efisien serta ramah lingkungan.

Siebe Schuur dari Kedutaan Besar Kerajaan Belanda, mengatakan “Teknologi inovatif adalah kunci dalam mengembangkan strategi pengelolaan limbah yang efektif. Saya berharap bahwa penelitian ini akan berkontribusi pada lingkungan laut yang lebih sehat di seluruh di dunia hari ini dan di masa depan.”

Selain pemerintah pusat dan daerah, pihak swasta juga memandang penting penelitian ini. Tak hanya itu, pihak swasta juga mengambil peran aktif sebagai bentuk tanggung jawab atas dampak industri terhadap lingkungan dan sosial. Salah satu pihak swasta yang mengambil peran dan komitmen itu, Danone-AQUA.