Jokowi Marahi "Orang-Orang Pintar" PLN, Plt Dirut PLN Malah Senyum-Senyum

By Mahmud Zulfikar, Selasa, 6 Agustus 2019 | 10:30 WIB
Presiden Joko Widodo ditemani Sekretaris Kabinet Pramono Anung (kiri) dan Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) melakukan rapat dengan petinggi PLN di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listrik secara total (SETO WARDHANA)

"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung penyebabnya. Tolong disampaikan yang simpel-simpel saja. Kemudian kalo memang ada hal-hal yang kurang, blak-blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan masalahnya dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang." Tambah presiden.

Baca Juga: Pantas Saja Pak Jokowi Sering Minum Jamu, Ini Loh Khasiatnya

Kedatangan Presiden Jokowi ke PLN berlangsung sangat singkat, Kompas.com mencatat hanya 15-20 menit rombongan presiden langsung meninggalkan kantor pusat PLN.

Pasalnya, Presiden Jokowi marah setelah mendengar penjelasan Plt Dirut PLN yang panjang lebar dan sulit dipahami.

Presiden Joko Widodo berjalan meninggalkan Kantor PLN ditemani Menteri ESDM Ignasius Jonan (kanan) dan Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani (kiri) usai melakukan pertemuan di kantor Pusat PLN, Jakarta, Senin (5/8/2019). Presiden mempertanyakan dan meminta klarifikasi manajemen PLN atas padamnya listr (SETO WARDHANA)

”Penjelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya, Bapak/Ibu semuanya, kan, orang-orang pinter, apalagi urusan listrik dan sudah bertahun-tahun. Apakah tidak dihitung, apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian sehingga kita tahu sebelumnya. Kok, tahu-tahu drop begitu. Artinya, pekerjaan-pekerjaan yang ada tidak dihitung tidak dikalkulasi. Dan itu betul-betul merugikan kita semuanya,” tutur Presiden lagi.

Mendengar respons dari presiden, Plt Dirut PLN langsung menunduk lesu dan tampak merasa bersalah besar.

Pernyataan presiden mengenai "orang-orang pinter" sangat menarik untuk ditelisik. Karena nampaknya presiden menyembunyikan emosi dibalik tutur katanya yang halus dan kalem.

Dalam istilah bahasa Indonesia, kata-kata semacam ini sering disebut sebagai satire atau gaya bahasa yang digunakan untuk menyatakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang.

Baca Juga: Listrik Padam di Berbagai Wilayah di Pulau Jawa, Ini Penjelasan PLN

Untuk memahami lebih jelas, Kompas.com menghubungi Ahli Bahasa dan Sastra Jawa dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Prof Sahid Teguh Widodo.

Prof Sahid mengungkapkan, tindakan Jokowi ini mencerminkan budaya orang Jawa.

Cara seperti ini jelas menyembunyikan maksud yang sesungguhnya tanpa bermaksud menafikan kesopanan, tapi jelas lebih menampar.

Sebab kejadian seperti ini tidak untuk pertama kalinya terjadi, seharusnya orang-orang pinter PLN bisa mempelajari penyebab dan menyiapkan antisipasi dini dengan cepat jika insiden pemadaman listrik terulang lagi.

Hal ini yang disesalkan oleh presiden sehingga presiden menyindir dengan menyebut "orang-orang pinter".