Kelindan Seni dan Sains dalam Mukjizat Kebinekaan Flora Indonesia

By Mahandis Yoanata Thamrin, Kamis, 5 September 2019 | 22:31 WIB
Seni lukis botani bertajuk 'Phytocrene macrophylla' karya Victor Wong, seniman asal Vancouver, Kanada. (Victor Wong/Indonesian Society of Botanical Artists)

Komunitas ini bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada  untuk mengajak warga Yogyakarta untuk menyaksikan keajaiban flora khas Nusantara yang dikemas dalam kelindan seni dan sains.

Pada kesempatan pameran ini sejumlah 36 seniman botani Indonesia dan mancanegara memamerkan 70 karya seni lukis botani. Mereka menyajikan kemolekan dan keajaiban 66 spesies dari 41 famili flora asli Indonesia.

Karyono Apic menghadirkan detail nan teliti tentang tumbuhan gadung (Dioscorea hispida) yang mengingatkan kita akan ragam pangan lokal. (Karyono Apic/Indonesian Society of Botanical Artist)

Selain 70 lukisan botani khas Indonesia, warga juga bisa menikmati kompilasi Botanical Art Worldwide berupa rangkai salindia atau slideshow yang menampilkan 1.000 karya seni botani dari 700 seniman asal 25 negara. Mereka menampilkan seni botani yang melukiskan kekhasan flora dari negerinya masing-masing.

Pengunjung pameran akan menjumpai keindahan flora Indonesia melalui karya seni botani, yang dipandu oleh mahasiswa Fakultas Biologi UGM. Para pemandu itu akan menjelaskan sisi sains dari setiap subjek flora yang dipamerkan.

Profesor Purnomo, Guru Besar Ilmu Botani dan pakar sistematika tumbuhan di UGM, memberikan komentar tentang karya seni botani yang dipamerkan. “Sangat menarik karena menyejajarkan seni lukis dan ilmu botani menjadi seni yang botanis atau ilmu botani yang artistik.” Harapannya, "pelukis makin tertarik pada tumbuhan, demikian pula ahli botani tertarik belajar melukis”.

Alsomitra macrocarpa yang juga dikenal sebagai Javan cucumber. Tumbuhan merambat ini hidup di naungan kanopi hutan tropis, yang ketika buahnya pecah, biji-bijinya yang ringan dan bersayap putih transparan beterbangan ke segala penjuru terbawa angin. (Ananda Firman/Indonesian Society of Botanical Artists )

Suwarno Wisetrotomo, pengajar ISI Yogyakarta dan sekaligus sebagai juri yang mewakili dunia seni rupa, mengungkapkan bahwa lukisan-lukisan cermat bertema keragaman hayati ini adalah realitas lain dalam praktik seni rupa, utamanya seni lukis. 

Karya seni ini, imbuhnya, menyodorkan daya pesona visual serta kemungkinan makna yang lebih luas bagi dunia ilmu pengetahuan atau sains. Artinya, seni sejatinya adalah sains juga.

"Karya-karya lukisan cermat ini semacam interupsi yang memberikan banyak kejutan di tengah riuhnya seni rupa kontemporer yang seolah tanpa tepi,” ungkap Suwarno. “Lukisan-lukisan bertema keragaman hayati menyodorkan pengetahuan yang jelas dan pengalaman keindahan yang berbeda”.

"Saya menyambut dengan antusias munculnya para 'pelukis botani' dan berbagai kegiatan yang menyertainya," ujar lelaki yang juga Kurator Galeri Nasional Indonesia. "Karya-karya ini, sekali lagi, di samping untuk memperkaya pengalaman keindahan kita, juga berfungsi sebagai dokumentasi visual keragaman hayati kita, Indonesia."

Pada kesempatan pameran ini komunitas IDSBA juga berkolaborasi dengan berbagai komunitas, baik dari sisi seni rupa maupun ilmu botani.