Jatuh Cinta Mengubah Cara Kerja Otak dan Tubuh, Seperti Apakah?

By Gita Laras Widyaningrum, Selasa, 10 September 2019 | 11:56 WIB
Ilustrasi pasangan yang sedang jatuh cinta. (Lacheev/Getty Images/iStockphoto)

Nationalgeographic.co.id - Ketika memandang orang yang Anda cintai, apakah jantung tiba-tiba berdebar, telapak tangan berkeringat, dan suasana hati langsung menjadi lebih baik?

Itu terjadi karena jatuh cinta memang menyebabkan perubahan pada tubuh–tentunya dalam hal yang lebih baik.

Baca Juga: Sendu Musim Panas, Cuaca Panas Membuat Seseorang Menjadi Pemarah

Ketika jatuh cinta, neurokimia seperti dopamin dan oksitosin membanjiri wilayah di otak yang berhubungan dengan rasa senang. Ini menghasilkan respons fisik dan psikis–seperti mengurangi rasa sakit dan menyebabkan ketergantungan pada pasangan.

Berikut lima perubahan pada tubuh dan otak yang terjadi ketika Anda jatuh cinta:

Menurunkan tekanan darah

Meningkatnya tekanan darah atau hipertensi, dapat membahayakan tubuh. Berisiko serangan jantung, stroke, dan gagal ginjal.

Pengobatan serta perubahan gaya hidup--seperti berolahraga dan makan sehat--dapat mengontrol hipertensi. Namun, sebuah penelitian menunjukkan bahwa jatuh cinta juga berperan menurunkan tekanan darah.

Studi 2007 yang dipublikasikan oleh US Departmen of Health Services, meneliti kaitan antara pernikahan, kesehatan fisik, dan panjang umur. Hasilnya menunjukkan bahwa pasangan menikah memiliki tekanan darah dan risiko penyakit kardiovaskular yang rendah.

Tidak stres

Jatuh cinta pada seseorang mungkin membuat stres pada awalnya–ketidakpastian apakah ia merasakan hal yang sama, kemungkinan ditolak, dan kecemasan untuk mengungkapkan isi hati, menjadi penyebabnya.

Tahap awal jatuh cinta meningkatkan kadar kortisol–hormon yang berkaitan dengan stres–pada pria dan wanita. Namun, ketika diteliti 12-24 bulan kemudian, kadar kortisol mereka kembali normal.

Meskipun di awal menimbulkan stres, namun dalam jangka panjang, jatuh cinta menunjukkan efek sebaliknya. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Neuroendocrinology Letters, menyatakan bahwa membentuk keakraban dengan pasangan, membawa perubahan fisiologis yang mengurangi tingkat stres dan kecemasan.

Merasa lebih aman

Salah satu alasan mengapa Anda tidak terlalu stres mungkin karena jatuh cinta membuat Anda merasa aman dengan orang yang dicintai.

Menurut laporan Harvard Medical School, oksitosin, hormon yang muncul ketika terjadi kontak fisik dengan pasangan--seperti memeluk, mencium, dan seks–memperdalam ikatan dengan pasangan. Itu juga menimbulkan sensasi kepuasan, ketenangan, dan rasa aman.

Merasakan ‘kupu-kupu dalam perut’

Ketika jatuh cinta, kadar kortisol membuat tubuh mengaktifkan mode fight-or-flight.

“Sistem limbik mengaktifkan saraf vagus dari otak menuju usus Anda,” kata Daniel Amen, psikiater dan ahli saraf.

“Ketika Anda merasa gugup dan penuh semangat, saraf ini ‘merangsang’ usus. Membuat seperti ada kupu-kupu dalam perut.”

Baca Juga: Ilmuwan Ciptakan Laser yang Bisa Mendeteksi dan Menghancurkan Sel Kanker

Menjadi lebih bahagia

Jatuh cinta melepaskan hormon dopamin, neurotransmitter yang mengontrol pusat kesenangan di otak. Ini membuat pasangan menjadi bahagia di sekitar satu sama lain.

Pada 2005, studi yang dipublikasikan di The Journal of Comparative Neurology, memindai 2.500 otak 17 individu yang diketahui sedang jatuh cinta.

Hasilnya menunjukkan, partisipan yang melihat foto orang yang dicintainya, wilayah otak yang berkaitan dengan dopamin langsung aktif.