Akar Bencana Telah Terselesaikan, PHE ONWJ Jalankan Aksi Berkelanjutan Pada Lingkungan Terdampak

By Bayu Dwi Mardana Kusuma, Jumat, 22 November 2019 | 14:58 WIB
Untuk menjalankan aksi berkelanjutan, PHE ONWJ juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan. (dok. PHE ONWJ)

Nationalgeographic.co.id - Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (PHE ONWJ) telah menutup secara permanen (plug and abandon) Sumur YYA-1, Proyek YY, Blok ONWJ pada beberapa waktu lalu. Pengeboran sumur penyumbat (relief well) yang dilakukan sebelumnya telah berhasil memintas Sumur YYA-1 pada kedalaman 8.964 kaki.

Setelah kedua sumur terkoneksi, injeksi lumpur berat dari Rig Suhana untuk menutup Sumur YYA-1 dilakukan. Setelah plug and abandon berhasil dilakukan, PHE ONWJ berfokus pada agenda berikutnya. PHE ONWJ menangani dampak tumpahan minyak setelah Sumur YYA-1 berhasil ditutup.

“PHE ONWJ beroperasi di lepas pantai Jawa Barat dan kami telah melakukan berbagai program untuk perbaikan kualitas lingkungan dan memandirikan masyarakat khususnya di wilayah pesisir. Hal ini kami buktikan dengan penghargaan PROPER Emas dari Kementrian Lingkungan Hidup pada tahun 2017 dan 2018. Pasca kejadian tumpahan minyak dari sumur YYA-1, kami tetap bertanggung jawab melaksanakan pemulihan di area terdampak,” ujar Vice President Relations Pertamina Hulu Energi, Ifki Sukarya.

Baca Juga: Di Indonesia, Ahli Geologi Butuh Taman Bumi Untuk Latihan Lapangan

Program pemulihan yang akan dijalankan tetap akan mengacu pada program lingkungan, kesehatan, pendidikan dan pemberdayaan ekonomi yang menjadi pilar kegiatan tanggung jawab sosial PHE ONWJ. 

Ifki menambahkan agar semua peta jalan berlangsung dengan lancar, PHE ONWJ juga bekerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan termasuk pemerintah daerah, perguruan tinggi, lembaga swadaya masyarakat, serta penggiat lingkungan hidup, bergandengan tangan, untuk memulihkan kehidupan masyarakat pesisir menjadi lebih baik.

Beragam agenda terencana

Untuk merealisasikannya, PHE ONWJ sudah punya beragam agenda yang merangkum empat bidang tadi. Agendanya sudah mulai dilakukan sejak kejadian sampai satu atau dua tahun lagi.

Ifky menyatakan, sesuai komitmen perusahaan, perihal penanganan dampak di bidang lingkungan hidup, misalnya, mereka akan melakukan penanaman dan pemeliharaan 83.000 mangrove di tiga wilayah.

Wilayah yang dimaksud, yakni Karawang, Bekasi dan Kepulauan Seribu. Pemulihan mangrove melibatkan kelompok masyarakat terdampak dan LSM serta stakeholder sebagai pelaku utama dalam pembibitan mangrove.

Baca Juga: Ahli Teliti Rahasia Geologi Danau Tersembunyi di Kawasan Danau Toba

“Ke depan, PHE ONWJ akan menjadikan kawasan mangrove sebagai pusat wisata, karena itu masyarakat juga akan diberikan pelatihan usaha mangrove serta dibentuk kelompok-kelompok wisata,” tambah Ifki.

PHE ONWJ sudah menggelar agenda pemulihan terhadap masyarakat dan lingkungan yang terdampak di Kepulauan Seribu. Bersama Pemerintah Kabupaten Administratif Kepulauan Seribu, PHE melakukan coastal clean up atau bersih-bersih pantai dan area mangrove  di Pulau Untung Jawa dan Pulau Lancang, 25 Oktober 2019.

Management PHE, Bupati dan Wakil Bupati, serta masyarakat kompak bersama-sama turun untuk

Selain mangrove, PHE ONWJ juga akan melakukan konservasi terumbu karang untuk menjaga ekosistem biota laut.

Saat ini, PHE ONWJ bekerja sama dengan perguruan tinggi seperti Institut Pertanian Bogor (IPB) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan LSM telah menyiapkan sekitar 804 modul Honai untuk konservasi terumbu karang.

“Untuk konservasi terumbu karang, akan dibangun Pusat Pelatihan Terumbu Karang yang ditujukan untuk para nelayan, pembudidaya serta masyarakat pesisir dan penggiat lingkungan hidup,” papar Ifki.

Di bidang kesehatan, PHE ONWJ bekerja sama dengan Pertamedika terus memberikan layanan kesehatan di wilayah terdampak dengan menerjunkan 10 dokter, 69 paramedik dan 5 ambulance yang tersebar di 10 Posko Kesehatan.

Secara kumulatif sejak dibuka layanan kesehatan, total masyarakat yang telah dilayani mencapai 32.640 pemeriksaan. Jumlah ini meliputi daily check-up pekerja dan relawan yang membantu membersihkan pesisir pantai, serta masyarakat umum yang ingin mengecek kesehatan mereka.

“Setelah memasuki masa pemulihan, beberapa posko kesehatan yang tersebar di sejumlah titik  kini kami pusatkan  di Pusat Komando dan Kendali (Puskodal) di Pusaka Jaya Utara dan Ciwaru. Tenaga medis yang terdiri dari dokter , paramedic serta ambulance tetap kami siagakan. Sehingga masyarakat tetap bisa terlayani.”

Baca Juga: Energi Perjuangan Memperkenalkan dan Melestarikan Batik 'Pompa Minyak' Blora

Program kesehatan tak hanya dilakukan di posko, tetapi juga dilaksanakan di Posyandu dengan tujuan membantu meningkatkan  kesehatan ibu hamil dan balita.  PHE ONWJ bekerja sama dengan bidan desa, puskesmas dan 20 posyandu di Desa Cemara Jaya, memberikan total 320  paket makanan tambahan bergizi serta pemeriksaan kesehatan ibu hamil, ibu menyusui  dan balita.

Program penyuluhan, pemeriksaan kesehatan, dan pemberian makanan tambahan melalui posyandu akan dijalankan di desa terdampak lainnya.

Sebelum kegiatan di Kepulauan Seribu, PHE ONWJ telah menggandeng Pemerintah Kabupaten Karawang, Jawa Barat  dengan meresmikan tempat wisata edukasi, Pusat Restorasi dan Pembelajaran Mangrove (PRPM) Pasir Putih , 23 Oktober 2019.

Di area sekitar 70 hektar bibir pantai di Dusun Pasir Putih, Desa Sukajaya Kecamatan Cilamaya Kulon ini telah ditanami lebih dari 20 hektar mangrove oleh PHE ONWJ. Dan pantai yang sebelumnya telah tergerus abrasi ini terus diupayakan untuk dipercantik dengan hijaunya tanaman mangrove.

Pendirian PRPM ini diapresiasi Bupati Karawang,  karena selain mempercantik kawasan pesisir Pasir Putih, adanya PRPM ini juga dapat meningkatkan taraf hidup warga seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke tempat ini. Hal ini juga menunjukkan PHE  ONWJ peduali akan penyelamatan alam pesisir.

Baca Juga: Raih 13 dari 20 Proper Emas, Menteri LHK: Juaranya Adalah Pertamina

Selain itu di bidang pendidikan, PHE ONWJ melakukan upaya promosi kesehatan dan pemberian bantuan perlengkapan sekolah dasar di Desa terdampak seperti Desa Sedari,  Desa Cemarajaya, Desa Muara Baru, dan Sungai Buntu serta  Tambak Sari.

PHE ONWJ juga telah membangun berbagai sarana air minum untuk membantu wilayah terpencil yang masih kesulitan akses terhadap air bersih,” imbuh Ifki.

Selain itu, PHE ONWJ juga akan terus membantu meningkatkan berbagai sarana dan prasarana pendidikan serta infrastruktur lainnya yang dibutuhkan warga.

Untuk mendukung pemulihan ekonomi, sebagai tahap awal, telah memulai proses pencairan dana kompensasi. Pada bulan November atau awal Desember, mereka berharap sudah bisa memberikan kompensasi penuh sesuai perhitungan tim yang saat ini sedang bekerja.

“PHE ONWJ juga akan terus meningkatkan ekonomi masyarakat pesisir di wilayah terdampak dengan berbagai program kemitraan agar kehidupan ekonomi masyarakat menjadi lebih sejahtera,” kata Ifki lagi.

Tak berhenti sampai di situ, paska pemulihan, Pertamina akan menjalankan dan melakukan monitoring program yang telah disusun pada tahap paska-pemulihan menjadi program berkelanjutan.