Peneliti: Risiko Banjir di Jakarta Meningkat Hingga 400% pada 2050

By National Geographic Indonesia, Jumat, 10 Januari 2020 | 18:11 WIB
Banjir Jakarta 01/01/2019 menganyutkan beberapa mobil. (Syifa Nuri Khairunnisa/Kompas.com)

Selain itu, penurunan muka tanah dan penutupan lahan hijau sebagai dampak dari pengembangan kota juga telah terbukti berkontribusi terhadap luas dan volume banjir di jakarta.

Jadi, kami memasukkan dua faktor ini dalam penghitungan kami terhadap risiko banjir Jakarta pada 2050 meski memang ada faktor-faktor lain yang bisa meningkatkan risiko banjir di Jakarta, seperti sedimentasi dan penumpukan sampah di sungai.

1. Faktor perubahan iklim

Pertama adalah faktor perubahan iklim yang juga sudah disebut sebagai pemicu utama banjir. Sebuah studi menunjukkan bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan risiko banjir secara global.

Hal ini karena pemanasan suhu global bisa memicu adanya hujan ekstrem. Wilayah Asia Tenggara bahkan sudah diproyeksikan akan mengalami hujan ekstrem pada akhir abad ke-21.

Dalam menghitung risiko banjir terkait perubahan iklim, kami mengumpulkan data yang dihasilkan oleh beberapa institusi penelitian iklim di dunia, seperti Institut Pierre-Simon Laplace di Prancis dan Max Planck Institute for Meteorology di Jerman. Data tersebut dapat mengetahui potensi perubahan hujan ekstrem pada masa depan.

Dari data berbagai institusi tersebut, kami menyusun 8 global climate model, yang menunjukkan bahwa nilai rata-rata curah hujan periode ulang pada 2050 mengalami peningkatan yang bervariasi dari 12% hingga 25%.

Peningkatan nilai hujan periode ulang tersebut berdampak terhadap peningkatan risiko banjir pada masa depan. Peningkatan curah hujan terbesar terjadi pada curah periode ulang 5 tahun yaitu sebesar 25%. Hal ini alasan mengapa dikenal istilah siklus banjir 5 tahunan.

Ketika kami memasukkan seluruh skenario perubahan curah hujan tersebut ke dalam model kami, kami menemukan bahwa perubahan iklim dapat meningkatkan risiko banjir antara 54 hingga 100% pada 2050.

2. Faktor perkembangan daerah perkotaan Jakarta

Faktor yang kedua adalah faktor perkembangan tata kota Jakarta.

Dalam riset ini, kami mengasumsikan terjadinya perkembangan kota yang tidak terkontrol di kota Jakarta dan tidak ada upaya khusus dari pemerintah, sementara jumlah penduduk terus bertambah.