Eva Bachtiar Menyelamatkan Limbah Pangan di Negeri yang Lapar

By Fikri Muhammad, Senin, 27 April 2020 | 09:00 WIB
Eva ()

Eva memberikan kiat kepada kita untuk mengurangi sampah makanan, yang didasarkan pada hierarki makanan. 

Pertama, kurangi limbah makanan. Seperti munggunakan perencanaan kebutuhan makan atau meal preparation. Dia juga menambahkan bahwa perencanaan kebutuhan makanan dapat mengurangi limbah makanan secara signigikan. "Kita sudah persiapkan akan makan apa selama tiga sampai empat hari ke depan. Dari sana kita tahu bahan apa yang kita butuhkan dan belanja sesuai dengan list itu," tutur Eva.

Kedua, pengaturan kulkas. Beberapa buah dapat mengeluarkan zat etilen yang mempercepat kematangan sayur di sekitarnya. Jadi, Eva menyarankan, sayur dan buah harus dipisah agar bisa bertahan dengan lama. Kita pun harus lebih waspada dengan tanggal kedaluarsa.

Ketiga, jangan buang si buruk rupa. Kadangkala, supermarket dan hotel menerapkan penampilan tertentu bagi sajian sayur atau buahnya. Sayur dan buah yang tak lagi menarik, akan disingkirkan—menimbulkan sampah. Selain kita harus mengetahui porsi makanan kita sendiri, demikian kiat Eva, hindari untuk membuang buah yang tampilannya sudah tidak menarik lagi.

Sebagai penutup, Eva juga menjelaskan bahwa tren limbah makanan di Bulan Puasa sungguh mengkhawatirkan. Setahun silam, sebelum pandemi, pembelian makanan meningkat 50 persen. Sementara itu jumlah limbah makanan di tempat pembuangan akhir telah meningkat sampai 20 persen dari periode pada tahun sebelumnya. "Itu berpengaruh pada perubahan gaya hidup masyarakat karena lapar mata saat berpuasa."

Titania Febrianti, Contributing Editor National Geographic Indonesia, menuturkan simpulan pada sesi ini. "Kita harus ingat," ujarnya, "kita itu membuang 300 kilogram makanan setiap tahun untuk setiap orang." Persoalan makanan sisa, bukan hanya menimbulkan pemborosan, tapi juga merugikan Bumi. Seharusnya, kita bisa lebih hemat apabila kita merencanakan menu bersantap dengan baik dan menyimpannya pula dengan baik.

"Usaha yang kita lakukan dari diri sendiri itu amat berarti untuk lingkungan, seberapapun kecilnya," pungkas Titania.