Jelang 400 Tahun Kastel Batavia, Arkeolog Menyingkap Satu Bastionnya

By Mahandis Yoanata Thamrin, Selasa, 27 April 2021 | 08:06 WIB
Pagi menjelang di Kastel Batavia, dilihat dari timur laut ke arah barat daya. Pemandangan kastel sekitar 1627, tampak Bastion Saphier dan Bastion Parel belum rampung dibangun. Dinding-dindingnya dibangun dari batu koral asal pulau-pulau Teluk Batavia. Impresi seniman berdasar catatan dan peta 1627. (Rob Tuytel/Westfries Museum)

Nationalgeographic.co.id—Tim arkeolog meneliti sepetak kawasan di tapak Kastel Batavia, kawasan Kota Tua Jakarta. Petak gali penelitian mereka menyerupai aksara “J”. Penelitian ini berjalan selama dua minggu, yang bermula pada 13 April silam. Mereka telah menemukan struktur batu bata yang membentuk Bastion Saphier, nama kubu yang berada di sisi timur laut Kastel Batavia. Kendati demikian temuan itu masih belum menampakkan sudut dan lebar dindingnya secara utuh.

Kastel Batavia ini dibangun pada 1627-1628, menggantikan kastel sebelumnya yang berukuran lebih kecil. Daendels menghancurkan kastel dan tembok kota, kemudian memindahkan jantung kota ke kawasan Weltevreden pada 1808-1809. Semenjak itu situasi kawasan pesisir ini berubah, seolah ditinggalkan dan dilupakan. Tapak kastel pun dijangkiti bangunan gudang, pabrik, dan permukiman silih berganti.

“Sebagian besar situs sudah rusak teraduk terutama bagian tengah lahan yang diperkirakan bagian tengah kastel,” kata Wanny Rahardjo Wahyudi selaku Ketua Tim Penelitian. “Penelitian terkendala dengan lahan situs yang sudah terlapis dengan aspal dan beton yang cukup tebal.”

Kotak ekskavasi yang menampakkan bagian struktur Bastion Saphier, kubu timur laut Kastel Batavia. (Donny Fernando/National Geographic Indonesia)

Baca Juga: Prajurit Mataram Juluki Batavia Sebagai "Kota Tahi"