Pada Oktober 1992, ia menerima sertifikasi dari Open International University sebagai Doktor Pengobatan Alternatif.
Pada 2005, ia diundang sebagai pembicara tamu khusus di markas besar PBB, New York untuk berbicara tentang temuanya tentang air untuk The Spiritual Dimensions of Science and Consciousness Subcommittee. Ia juga dekat dengan tokoh-tokoh peneliti dan pemimpin dunia seperti Dalai Lama.
Eksperimen Masaru melibatkan pemaparan gelas berisi air ke berbagai kata, gambar atau musik. Kemudian membekukan air dan memeriksa kristal beku di bawah mikroskop. Penelitianya memperlihatkan bahwa kata-kata dan emosi positifm musik klasik dan doa positif yang diarahkan ke air menghasilkan kristal yang indah.
Sedangkan kata-kata dan emosi negatif serta musik kasar, seperi heavy metal, menghasilkan kristal yang jelek. Hal ini mengundang kritik dari William Reville, profesor biokimia dan staff kesadaran publik terhadap sains di UCC pada 2011 di laman Irish Times.
Menurutnya, air adalah bahan kimia yang sangat khusus. Semua reaksi biokimia dalam sel biologis, unit kehidupan, berlangsung di dalam air. Sebuah molekul air mengandung dua atom hidrogen yang masing-masing terikat pada atom oksigen yang sama.
Saat air membeku pada nol derajat celcius, molekul-molekul berbaris dalam susunan teratur, di bawah pengaruh daya tarik timbal balik dari muatan yang berlawanan, untuk membentuk kristal.
Proses yang disebut Reville sebagai lining up itu berarti bahwa sejumlah molekul air mengambil lebih banyak ruang dalam fase padat daripada yang mereka lakukan saat tergelincir dan meluncur di atas satu sama lain dalam fase cair.
Oleh karena itu, es kurang padat daripada air cair dan mengapung di atas air cair. Akibatnya, air yang terbuka membeku dari atas ke bawah saat mendingin. Es di atas mengisolasi air cair di bawahnya dan badan air jarang membeku sampai ke dasar.