Lewat Pemetaan, Ada Sesuatu Antara Bima Sakti dan Andromeda

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Senin, 28 Juni 2021 | 14:30 WIB
Galaksi yang menjadi satu. (NASA)

 

“Ketika diberikan informasi tertentu, model itu pada dasarnya dapat mengisi kekosongan berdasarkan apa yang telah dilihatnya sebelumnya,” Jeong berpendapat.

“Peta dari model kami tidak sepenuhnya sesuai dengan data simulasi, tapi kami masih dapat merekonstruksi struktur yang sangat detail. Kami menemukan bahwa memasukkan pergerakan galaksi—kecepatan khas radialnya—di samping distribusinya secara drastis meningkatkan kualitas peta dan memungkinkan kami melihat detail ini.”

Peta itu secara menghasilkan struktur terkemuka yang telah diketahui dari data yang dimasukan terkait alam semesta loka, termasuk 'lembaran lokal'. 'Lembaran lokal' yang dimaksud para ilmuwan adalah wilayah yang berisi Bima Sakti, galaksi-galaksi sekitar dalam klaster lokal, dan ragam galaksi di gugus Virgo.

Baca Juga: Ilmuwan Temukan Galaksi Mirip Dengan Bima Sakti yang Kita Tinggali

 

Ada pula filamen baru berhasil diungkap ilmuwan lewat pemetaan itu. Tim penelitian itu berencana untuk mempelajari lebih lanjut. Termasuk memahami lebih jauh hubungan antara galaksi kita dengan Andromeda yang jaraknya kian mendekat.

"Ironisnya, lebih mudah untuk mempelajari distribusi materi gelap lebih jauh [dari Bumi] karena mencerminkan masa lalu yang sangat jauh, yang jauh lebih kompleks," ujarnya.

“Seiring waktu, karena struktur alam semesta berskala besar telah berkembang, kompleksitas alam semesta telah meningkat, sehingga secara inheren lebih sulit untuk melakukan pengukuran tentang materi gelap secara lokal."

Sementara itu, Jeong bersama timnya berpendapat, petanya akan menjadi lebih akurat setelah James Web Space Telescope milik NASA akan diluncurkan akhir 2021. Sebab teleskop ini dapat memberikan kepada mereka data yang memungkinkan untuk dilihat terkait galaksi yang jauh dan lebih redup.

"Memiliki peta lokal web kosmik membuka babak baru studi kosmologis," kata Jeong. "Kita dapat mempelajari bagaimana distribusi materi gelap berhubungan dengan data emisi lainnya, yang akan membantu kita memahami sifat materi gelap," pungkas Jeong.

Baca Juga: Teleskop Bak Mesin Waktu, Astronom Temukan Galaksi Muda Dekat Big Bang