Nationalgeographic.co.id – Para astronom menemukan galaksi yang mirip dengan Bima Sakti yang kita tinggali. Galaksi tersebut berjarak 12 miliar tahun cahaya dan diperkirakan terbentuk ketika alam semesta masih sangat muda, berusia sekitar 1,4 miliar.
Ditemukannya galaksi ini menawarkan cara untuk melihat kembali pembentukan galaksi di awal kehidupan alam semesta, ketika usianya baru 10% dari sekarang.
Dilansir dari The Independent, para ilmuwan terkejut karena galaksi tersebut jauh lebih mirip dari yang diharapkan. Galaksi-galaksi dari masa awal pembentukan semesta, diperkirakan sangat bergejolak dan tidak stabil. Namun, yang baru ditemukan kali ini, tidak sekacau seperti yang dijelaskan dalam teori.
Baca Juga: Foto Terbaru dari Antariksa Tunjukkan Dua Fenomena Menakjubkan di Atmosfer Bumi
Penemuan yang dipublikasikan pada jurnal Nature ini pada akhirnya mengarah pada pemahaman baru tentang bagaimana galaksi terbentuk dan proses apa yang mungkin terjadi di awal alam semesta.
“Kejutan terbesar adalah mengetahui galaksi ini sangat mirip dengan galaksi terdekatnya—berlawanan dengan semua perkiraan dan model penelitian sebelumnya yang kurang rinci,” ungkap Filippo Fraternali, wakil pemimpin studi dari Kapteyn Astronomical Institute, University of Groningen.
Ketika para peneliti mempelajari galaksi yang baru ditemukan bernama SPT0418-47 ini, mereka melihat bahwa itu memiliki fitur dan karakteristik seperti Bima Sakti.
Galaksi SPT0418-47 memiliki piringan berputar dan sekelompok besar bintang pada pusatnya yang disebut para ilmuwan sebagai “tonjolan” dan belum pernah terlihat sebelumnya di alam semesta.
“Hasil ini mewakili terobosan terkait pembentukan galaksi yang menunjukkan bahwa struktur yang diamati di galaksi spiral terdekat dan Bima Sakti sudah ada sejak 12 miliar tahun lalu,” kata Fransesca Rizzo, peneliti dari Max Planck Institute for Astrophysics.
Galaksi tersebut sangat jauh sehingga sulit dilihat bahkan dengan teleskop tercanggih yang pernah diciptakan. Namun, tim ilmuwan berhasil menelitinya dengan menggunakan efek yang disebut ‘pelensaan gravitasi’, di mana alam semesta bertindak sebagai kaca pembesar. Ini memungkinkan para peneliti melihat jauh ke dalam alam semesta. Hasilnya kemudian direkonstruksi menggunakan teknik pemodelan komputer sehingga mereka mampu melihat bentuk aslinya. Para astronom sendiri tidak percaya dengan apa yang mereka lihat.
Baca Juga: Observatorium Pencari Tanda Kehidupan Alien Mengalami Kerusakan
“Apa yang kami temukan cukup membingungkan. Meskipun membentuk bintang dengan kecepatan tinggi dan proses yang energik, tapi SPT0418-47 merupakan cakram galaksi paling teratur yng pernah diamati di awal semesta,” papar Simona Vegetti dari Max Planck Institute for Astrophysics.
"Hasil ini sangat tidak terduga dan memiliki implikasi penting mengenai bagimana galaksi berevolusi," imbuhnya. P
ara ilmuwan kini berharap dapat melakukan studi lebih lanjut untuk memahami bagaimana galaksi yang sangat muda bisa mirip dengan galaksi yang kita tinggali. Juga kemungkinan ada galaksi serupa lainnya di awal pembentukan semesta.
Rahasia Mengontrol Populasi Nyamuk: Aedes aegypti Jantan Tuli Tidak Bisa Kawin!
Source | : | The Independent |
Penulis | : | Gita Laras Widyaningrum |
Editor | : | Gita Laras Widyaningrum |
KOMENTAR