Koninklijke Olie, Perusahaan Minyak Kerajaan Belanda Kelahiran Langkat

By Mahandis Yoanata Thamrin, Jumat, 2 Juli 2021 | 21:02 WIB
Uji pengeboran dengan bor Sullivan (untuk strata pada kedalaman 400 meter), mungkin untuk B.P.M. di Pangkalansoesoe di Pangkalanbrandan. Foto sekitar 1927-1932. (KITLV)

 

Awalnya Menten lebih tertarik pada batu bara, lantaran mendengar berita tentang Zeijlker dan Stoop, dia beralih ke minyak bumi. Menten meyakini kawasan Sanga-Sanga memiliki potensi minyak dan gas bumi.

Seorang geolog pemerintah Hindia Belanda, Hooze, menjuluki kawasan ini dengan sungai minyak tanah. Sumber gas Sanga-Sanga juga besar, yang salah satunya telah membara sejak 1882.

Minyak telah menimbulkan kegandrungan bagi para pemodal; perusahaan minyak mulai bermekaran di Nusantara. Zeijlker mampu mengumpulkan modal dari para pengusaha perkebunan di Belanda, yang pada 1890 terbentuk Koninlijke Nederlandsche Maatschappij tot exploitatie van Petroleum Brownen in Nederlandsche Indie. Perusahaan pertambangan minyak milik kerajaan ini biasa dijuluki "De Koninklijke Olie".

Baca Juga: Energi Perjuangan Memperkenalkan dan Melestarikan Batik 'Pompa Minyak' Blora 

Sumur minyak di Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, dianggap sebagai asal mula Royal Dutch Shell. Foto oleh Carl Josef Kleingrothe (1864-1925). (KITLV)

De Koninklijke Olie memiliki lapangan minyak di Telaga Said dan Perlak, Sumatera bagian Utara. Di Jawa Timur juga berkembang perusahaan Dortsche Petroleum Company.

Dominicus Antonius Josephin Kessler dan Jan Willem Ijzerman merintis eksplorasi minyak di Sumatra Selatan. Kedua orang ini mendirikan Nederlandsche Indische Exploratie Maatschappij pada 1895 yang mengelola konsesi di Banyuasin dan Jambi.

Baca Juga: Batik Khas Cepu-Blora: Dari Kambium, Ganja, Sampai Pompa Angguk

Kantor BPM dekat Koningsplein, Batavia, sekitar 1940. (KITLV)

Seiring bertambah konsesinya, pada 1897 dibentuk Sumatera–Palembang Petroleum Maatschappij, yang menjadi bagian The Royal Dutch. Di Bayung Lencir perusahaan itu membangun kilang mini di daerah Bayung Lencir.

Penemuan ladang minyak terus berlanjut di Lematang Ilir dan Muara Enim, Sumatera Selatan, dan berdirilah Muara Enim Petroleum Maatschappij. JW Ijzerman juga membangun kilang yang cukup besar di Plaju.

Di pengujung abad ke-19 persaingan dunia perminyakan kian ketat. Untuk menghadapi persaingan, De Koninlijke bersatu dengan Shell: menjadi De Koninlijke Shell atau The Royal Dutch Shell. Shell sendiri telah mengeksplorasi wilayah Sanga-Sanga, yang berproduksi pada 1892. Perusahaan ini juga telah memiliki kapal tanker dan piawai memasarkan minyak bumi.

Baca Juga: Sejarah Perusahaan Global dalam Eksplorasi Minyak di Hindia Belanda

Benzine-depot B.P.M. di Gemblongan, Soerabaia, sekitar awal abad ke-20. (KITLV)