Survei Travelport: Ikhtiar Memulihkan Kepercayaan Pejalan di Indonesia

By Mahandis Yoanata Thamrin, Kamis, 8 Juli 2021 | 19:48 WIB
Di Indonesia, jenis wisata minat khusus mulai dikembangkan untuk menyasar pejalan-pejalan yang lebih berkualitas. Mereka mendambakan pengalaman wisata premium sesuai minat. (Shutterstock)

Survei ini juga mengungkapkan tiga faktor utama yang mempengaruhi kepercayaan para pengguna jasa perjalanan di Indonesia.

Pertama, keamanan dan perlindungan kesehatan terhadap COVID-19. Menurut hasil survei Edelman Data & Intelligence, faktor utama yang paling penting bagi perusahaan perjalanan dan wisata untuk membangun kepercayaan konsumen di Indonesia adalah dengan menerapkan langkah-langkah kesehatan dan keamanan untuk mencegah penularan.

Sebesar 56 persen responden menempatkan hal ini sebagai prioritas utama—hasil tertinggi secara global. Selain itu, satu dari tiga responden menyatakan bahwa mereka ingin melihat tindakan nyata. Misalnya, perbaikan sistem aliran udara, penerapan jarak sosial, dan layanan tanpa kontak sentuh.

Industri perjalanan harus bangga atas betapa cepat dan efektifnya mereka merespons COVID-19,” ungkap Gary Harford, Regional Director, APAC Operator TerritoriesTravelport. “Akan tetapi, kita juga harus melihat bahwa berdasarkan penelitian ini, penyedia jasa dan agen perjalanan harus lebih jelas mengomunikasikan langkah-langkah kesehatan dan keamanan yang telah mereka laksanakan, misalnya penerapan jarak sosial.”

Baca Juga: Narasi Sepanjang Jalur Rempah, Perjalanan Upaya Demi Mencari Indonesia

Faktor-faktor yang membangun kepercayaan. Sumber: Travelport berdasar survei daring Edelman Data & Intelligence. (Grafis: Heri Cahyadi/National Geographic Indonesia)

Kedua, transparansi harga. Transparansi harga lebih penting bagi wisatawan daripada apa pun. Para pejalan umumnya membenci 'biaya siluman'. Mereka mengharapkan transparansi dan personalisasi, dengan struktur biaya yang jelas dan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka.

Transparansi harga merupakan perkara yang sangat penting,” ungkap Harford. Menurutnya, maskapai penerbangan dengan produk-produk fleksibel atau yang biayanya dapat dikembalikan sepenuhnya, dapat meraih sebelas persen lebih banyak kepercayaan, dibandingkan dengan mengandalkan rekam jejak keselamatan. “Permintaan konsumen sudah jelas; kini saatnya menghilangkan biaya-biaya tersembunyi dan meningkatkan transparansi harga dan komunikasi.”

Responden Indonesia mengharapkan tidak adanya ‘biaya-biaya tersembunyi’ (43 persen) dan ‘produk-produk fleksibel atau yang biayanya dapat dikembalikan sepenuhnya’ (45 persen). Faktor-faktor tadi dianggap jauh lebih penting bagi pejalan kita, alih-alih ‘jejak rekam keamanan jangka panjang’ (34 persen).

Baca Juga: Catatan-catatan Awal Para Pejalan Perempuan Indonesia. Siapa Mereka?

Kepercayaan terhadap penerapan langkah-langkah keamanan untuk mencegah COVID-19. Sumber: Travelport berdasar survei daring Edelman Data & Intelligence. (Grafis: Heri Cahyadi/National Geographic Indonesia)

Ketiga, kredibiltas informasi. Menurut responden di Indonesia, keluarga dan teman-temannya (87 persen) adalah sumber terpercaya saat mereka mencari informasi rencana perjalanan. Alasannya, keluarga dan teman dianggap memiliki kepentingan yang sama. Akan tetapi, mereka juga mempercayai sumber-sumber lainnya, seperti perusahaan perjalanan (67 persen, dibandingkan dengan 45 persen di tingkat global), dan media tradisional seperti acara-acara perjalanan di televisi, majalah, dan suratkabar (64 persen, dibandingkan 38 persen di tingkat global).

Perihal kepercayaan terhadap tipe-tipe informasi perjalanan, sebesar 76 persen pengguna jasa travel di Indonesia percaya ulasan pelanggan, dan 74 persen percaya peringkat pelanggan. Sementara itu tingkat kepercayaan atas sertifikasi pihak ketiga berada di bawahnya, yakni 63 persen.

Kepercayaan terhadap sumber-sumber informasi perjalanan. Sumber: Travelport berdasar survei daring Edelman Data & Intelligence. (Grafis: Heri Cahyadi/National Geographic Indonesia)