Ini operasi pertambangan berskala besar,” kata Brent Sanford, Wali kota Watford City, komunitas yang berubah akibat pertumbuhan pesat itu. “Dan saya mendukungnya.” Pria penduduk asli generasi keempat yang berusia 40 tahun itu duduk di depan layar komputer di kantornya di S & S Motors.
Perusahaan ini didirikan kakeknya pada 1946, dan diambil alih olehnya ketika pulang ke kampung halamannya sembilan tahun yang lalu. Sambil mencari-cari iklan promosi pada situs lelang mobil, dia menjelaskan antusiasmenya. “Kota saya sedang sekarat,” katanya.
Watford City adalah salah satu dari puluhan kota yang menghadapi nasib buruk yang sama, yang pernah menyebabkan pakar kebumian mengusulkan bahwa daerah ini lebih baik diserahkan kepada kerbau lagi. Setiap tahun, bagian barat North Dakota semakin kosong—baik harapan maupun penghuninya. Pertumbuhan pesat perekahan itu menjungkirbalikkan keadaaan. “Sekarang, kami dapat kembali bekerja,” kata Sanford.!break!
Untuk mengetahui seperti apa pekerjaan itu, saya mendatangi sebuah sumur di timur laut Williston. Ada kebocoran di dasar kaki vertikal, sekitar tiga kilometer di bawah tanah. Untuk membawa pipa ke permukaan, sebuah struktur seperti menara bor, mirip anjungan pengeboran tetapi lebih kecil, didirikan di atas sumur itu.
Di atas dek dengan ketinggian sekitar sembilan meter di atas anjungan, empat pekerja kasar mengeluarkan seluruh pipa sepanjang 3.275 meter, segmen demi segmen sepanjang 9,75 meter dengan berat 225 kilogram. Tugas yang melelahkan dan sangat berbahaya, yang tampak eksotis, bahkan terlihat heroik di mata para pakar teknologi tinggi dan manajer investasi swasta di zaman modern ini.
Sebuah perangkat di bawah dek mencengkeram setiap segmen di tempatnya saat keluar dari dalam lubang, untuk mencegah agar tekanan dari minyak tidak mendorong semua pipa sepanjang tiga kilometer yang terbuat dari baja seberat 76.200 kilogram itu melesat ke udara.
Seolah-olah hendak mengingatkan kami akan adanya kemungkinan itu, minyak tiba-tiba menyembur dari lubang, menyelimuti para pekerja, pelindung kepalanya, wajah, semuanya. Bau gas tercium di udara. Lalu, semakin banyak minyak menyembur.
Para pekerja ini adalah orang-orang yang tahu apa yang sedang mereka kerjakan, terus-menerus menantang bahaya, yang penghasilannya besar, dan, karena semua itu, mempunyai banyak alasan untuk merasa bangga. Pekerjaan mereka adalah pekerjaan kasar yang memerlukan keterampilan dalam situasi yang berbahaya.
Sanford tak buta akan trauma yang sedang dialami Watford City: populasi yang dalam dua tahun terakhir meningkat dari sekitar 1.700 warga menjadi sedikitnya 6.000 orang, dan menurut perkiraan Sanford mungkin mencapai 10.000 orang.
Kekurangan perumahan yang parah, sehingga pekerja—dan sebagian besar tetap lelaki—terpaksa tidur di truk atau di motel yang tarifnya terlalu mahal; membayar biaya setinggi langit untuk memarkir mobil-rumah (RV), dan trailer; atau tinggal di salah satu rumah rakitan mahal, mirip asrama yang menjadi kumpulan kamar tidur instan, tetapi sangat sederhana untuk sejumlah kota dan lokasi kerja.
Jalanan dipenuhi tanker, truk, truk kerikil, trailer berlantai datar, truk pembuang, truk servis, dan—kendaraan pribadi yang populer di ladang minyak—truk pikap berukuran besar yang boros bensin. Semakin banyak kejahatan, kecelakaan jalan raya, keadaan darurat medis. Orang-orang berpenghasilan tetap terpaksa pindah karena mereka tidak mampu menjangkau lonjakan sewa yang tinggi. Sistem air dan saluran pembuangan kelebihan beban.!break!
Namun, Sanford berpendapat bahwa media melebih-lebihkan sisi negatif permasalahan. Watford City bukan saja mampu bertahan, ujarnya bersikeras, melainkan manfaat yang diperoleh pada akhirnya akan jauh lebih besar daripada pengorbanan yang harus dibayar.