Kekaisaran Maya yang Hilang

By , Jumat, 2 September 2016 | 18:00 WIB

Situs ini merupakan permukiman yang makmur selama masa Maya Klasik (250-900 M), masa ketika tulisan dan kebudayaan berkembang pesat di segenap daerah yang kini menjadi Amerika Tengah dan Meksiko bagian selatan.

Peta daerah Maya dan lokasi Calakmul dan Tikal. (NGM MAPS)

Para arkeolog mulai mengisi masa kosong ini pada 1960-an, ketika mereka menyadari adanya sebuah glif aneh yang tersebar di area berbagai situs Klasik—sebuah kepala ular dengan seringai serupa badut dan dikelilingi tanda-tanda yang berhubungan dengan kerajaan.

Para arkeolog mulai mengisi masa kosong ini pada 1960-an, ketika mereka menyadari adanya sebuah glif aneh yang tersebar di area berbagai situs Klasik—sebuah kepala ular dengan seringai serupa badut dan dikelilingi tanda-tanda yang berhubungan dengan kerajaan. Pada 1973, arkeolog Joyce Marcus mengenalinya sebagai glif emblem—kata yang mewakili sebuah kota atau gelar kekuasaan dan berfungsi sebagai semacam panji-panji kebesaran. Ia pun bertanya-tanya apakah glif ini ada hubungannya dengan masa hiatus Tikal. Bagaimana jika sejumlah pejuang tak dikenal telah menaklukkan kota itu?

Hutan rimba Petén kering kerontang pada musim kemarau serta nyaris tak dapat dilewati pada musim hujan. Di sana terdapat banyak tumbuhan dan serangga beracun, serta ancaman dari penyelundup narkoba yang memiliki senjata. Namun demikian, Marcus tetap saja menjelajahinya selama berbulan-bulan, menyambangi reruntuhan dan mengumpulkan foto-foto berbagai glif. Ke mana pun ia pergi, wanita ini melihat hal yang mengacu kepada si ular yang menyeringai, terutama di sekitar kota kuno Calakmul, di daerah yang kini menjadi Meksiko.