Ke Manila Menuntaskan "Visita Iglesia"

By , Senin, 29 Februari 2016 | 12:00 WIB

Sambil menyandarkan tangan ke pagar pembatas ruang mezanin, sejenak saya menikmati bangunan yang masuk dalam daftar warisan dunia ini. Pada 1993, UNESCO menetapkan San Agustin sebagai bangunan yang dilindungi. Gereja itu juga dinobatkan oleh pemerintah Filipina sebagai National Historical Landmark pada 1976.

Di atas jalan berlapis potongan batu, saya melangkah menyusuri Intramuros, sehamparan kawasan tua, tempat  gereja San Agustin berada. Intramuros, yang dibangun pada 1671,  merupakan salah satu bukti bangsa Spanyol menjajah Filipina. Kawasan seluas 64 hektare ini merupakan bekas tempat berlindung, dikelilingi oleh benteng yang kini disebut dinding tua Spanyol.

Sebelum terjadi Perang Dunia Kedua, masyarakat Manila menjalani Visita Iglesia hanya di dalam Intramuros. Mereka tidak perlu berjalan jauh untuk mengunjungi tujuh gereja. Dahulu, terdapat delapan gereja. Kerusakan berat akibat gempa dan perang telah membuat hanya dua gereja tersisa di Intramuros.

Saya menghentikan langkah untuk memandang gereja lain di kawasan Intramuros. Dari informasi yang terpampang, inilah Gereja Katedral Manila. Sohor dengan julukan Manila Metropolitan Cathedral Basilica atau Cathedral Basilica of the Immaculate Conception.

Saya melihat delapan patung batu yang dipahat menyerupai orang yang dikuduskan oleh umat Katolik pada tapak depannya. Salah tiga dari delapan ukiran perunggu melambangkan ukiran Uskup Domingo de Salazar yang memberkati gereja pada 1579. Gereja ini pernah runtuh akibat gempa 1600, dan Uskup Diego Vasquez de Mercado meresmikan pembangunan kembali pada 1614.

Di sebelah kiri meja altar terdapat kursi Uskup Agung Manila (pemimpin tertinggi gereja Katolik di Manila). Kursi yang dinamai Episkopal Throne ini terbuat dari batu marmer yang diambil dari sebuah tambang di Italia. Keberadaan kursi inilah yang membedakan Gereja Kathedral Manila dengan gereja yang lain. Gereja katedral adalah gereja tempat uskup agung berada.

Gereja Katedral Manila diresmikan pada 1571 oleh Juan de Vivero. Dalam naungan kubah agungnya, terdapat makam para pejabat gereja. Menurut catatan literatur gereja, di sini telah dimakamkan Michael J. O’Doherty (Uskup Agung terakhir Manila), Gabriel M. Reyes (Uskup Manila pertama), dan Kardinal Rufino J. Santos (Kardinal pertama Manila).

Selain pejabat gereja, di sini juga tempat peristirahatan terakhir Presiden Manila. Carlos P. Garcia, presiden Filipina kedelapan yang wafat pada 1971. Presiden Filipina kesebelas, Corazon C. Aquino, yang wafat pada 2009. Keduanya beristirahat dengan tenang di bawah kubah katedral.

Sekilas, jika melihat fisik bangunan, Katedral Manila hampir mirip bangunan Gereja Malate. Tetapi jika dilihat lebih detil lagi, secara langgam aristekturnya berbeda. Gereja Katerdal Manila, dari literatur sejarah memiliki langgam Neo-Romawi yang terinspirasi dari arsitektur Romawi abad ke-12. Hanya detail elemennya, seperti jendela, memiliki lengkungan yang lebih sederhana.

Arsitektur Gereja Malate memiliki kesamaan dengan Gereja Quiapo, Binodo, San Agustin, dan Santa Anna Manila. Semuanya berlanggam arsitektur Barok, langgam yang populer pada tahun 1600-an di Roma, Italia. Bangsa Spanyol membawa pengaruh dalam langgam arsitektur itu ketika mereka menduduki Filipina.

Atap melengkung menyerupati kubah menjadi bentuk struktur atap bangunan Gereja Malate. Di ujung deretan bangku paling depan tampak meja altar dan patung pelindung Nuestra Senora de los Remedios. Patung kini konon dibawa langsung dari Spanyol pada abad ke-16.

Berada di tepi jalan Roxas Boulevard, Gereja Malate dibangun dengan material utama batu dan bata. Kedua material ini mendominasi tampilan permukaan dinding bagian luar gereja yang rampung dibuat pada tahun 1898.