Menurut Wiku, jika melihat 7 provinsi di Jawa dan Bali yang melaksanakan PPKM darurat, perkembangan kasus Covid-19 di wilayah tersebut masih mengalami fluktuasi.
Perkembangan kasus positif, angka kesembuhan, angka kematian, dan BOR menjadi aspek yang perlu disiapkan apabila ingin melonggarkan PPKM darurat.
Baca Juga: Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Serapan Anggaran PEN Jadi Prioritas
Jika ditilik selama tujuh hari terakhir, secara nasional kasus positif Covid-19 mengalami penurunan hingga 40 persen. Pada 15 Juli 2021 tercatat ada 56.757 kasus, kemudian pada 21 Juli 2021 jumlahnya menjadi 33.772 kasus.
Meski jumlah kasus positif secara nasional terus menurun, Bali masih menunjukkan adanya peningkatan kasus yang cukup signifikan. Angka BOR di wilayah tersebut pun cenderung terus meningkat.
"Sama seperti kasus positifnya, BOR (di Bali) masih perlu menjadi perhatian untuk segera diperbaiki. BOR di Bali masih menunjukkan peningkatan selama tujuh hari terakhir,” papar Wiku.
Meski demikian, Wiku menilai, presentase BOR atau keterisian tempat tidur harian di tingkat nasional mengalami penurunan selama tujuh hari terakhir.
Sementara itu, angka kesembuhan nasional pasien Covid-19 selama tujuh hari terakhir menunjukkan adanya peningkatan lebih dari 70 persen, kecuali di provinsi DKI Jakarta dan Daerah Istimewa Yogyakarta.
Baca Juga: Jaring Pengaman Sosial Program PEN Sentuh 40 Juta Kepala Keluarga
Meski demikian, angka kematian di DKI Jakarta menunjukkan penurunan yang signifikan. Pada Rabu (21/7/2021), jumlah kematian di wilayah tersebut mengalami penurunan dari 268 menjadi 95 jiwa.
Meski terus mengalami fluktuasi, Wiku optimistis bahwa Indonesia dapat pulih dari pandemi Covid-19 secara bertahap. Ia pun menyampaikan apresiasinya terhadap seluruh pihak-pihak yang telah bekerja keras dalam menangani pandemi Covid-19.
"Saya berterima kasih kepada seluruh tenaga kesehatan yang tidak kenal lelah merawat pasien, juga kepada seluruh pemerintah daerah yang telah bergerak cepat dalam membantu pelaporan pasien serta kontak erat Covid-19," ujar Wiku.