Temuan mereka hanya menunjukkan hubungan yang lemah antara kepadatan mikronutrien dari masing-masing spesies ikan dan kerentanannya terhadap perubahan iklim atau penangkapan ikan yang berlebihan.
Namun, ketika para ilmuwan melihat tangkapan perikanan negara secara keseluruhan, maka temuan mereka mengungkapkan dampak yang jelas dari perubahan iklim pada ketersediaan mikronutrien secara keseluruhan untuk sekitar 40 persen negara-negara di dunia. Hal ini mengancam ketahanan pangan jutaan orang yang tinggal di negara-negara tersebut.
Alasan utama mengapa perubahan iklim menjadi ancaman adalah jenis-jenis spesies ikan yang ditargetkan oleh negara-negara tersebut sebagai bagian dari tangkapan mereka. Beberapa nelayan negara tropis menargetkan spesies-spesies kaya mikronutrien yang memiliki kerentanan yang meningkat terhadap perubahan iklim, seperti ikan kembung lelaki (Rastrelliger kanagurta) dan ikan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma).
Baca Juga: Misteri Ikan Berdarah Panas di antara Mayoritas Ikan Berdarah Dingin
Meski terlihat mengkhawatirkan, temuan dari penelitian ini juga menawarkan beberapa solusi untuk masa depan. Beberapa negara mungkin dapat mengadaptasi perikanan mereka untuk beralih dari spesies-spesies ikan yang rentan dan sebagai gantinya menargetkan spesies-spesies ikan alternatif yang kaya nutrisi mikro dan juga tahan terhadap perubahan iklim dan penangkapan ikan yang berlebihan, tetapi saat ini kurang terwakili dalam tangkapan.
Dr. Eva Maire, peneliti dari Lancaster Univeristy yang menjadi penulis utama studi tersebut, mengatakan bahwa perubahan iklim dan penangkapan ikan yang berlebihan merupakan tekanan yang signifikan dan terus meningkat pada stok ikan global dan kebutuhan makan jutaan orang. Jadi, penting bagi kita untuk mengetahui sejauh mana tekanan ini akan berdampak pada ketersediaan mikronutrien di laut kita di masa depan.
Baca Juga: Bincang Redaksi-31: Gagasan Bung Karno Demi Daulat Pangan Indonesia
"Kami telah menunjukkan bahwa perubahan iklim adalah ancaman paling luas terhadap pasokan mikronutrien vital bagi banyak negara di seluruh dunia, dan khususnya di wilayah tropis," tutur Maire seperti dilansir EurekAlert.
Profesor William Cheung, peneliti dari University of British Columbia yang turut menulis studi baru ini, mengatakan bahwa penelitian ini juga menawarkan harpan. "Selain menyoroti meningkatnya ancaman perubahan iklim terhadap ketahanan pangan jutaan orang, penelitian kami juga menawarkan harapan untuk masa depan. Berbekal informasi nutrisi tentang spesies-speses ikan yang berbeda, banyak negara memiliki kapasitas untuk menyesuaikan kebijakan perikanan mereka untuk menargetkan spesies-spesies ikan berbeda yang lebih tangguh. Dengan melakukan ini, negara-negara ini dapat memastikan pasokan mikronutrien yang lebih andal bagi rakyatnya."
Baca Juga: Label Pangan, Hal Penting yang Harus Diperhatikan Sebelum Membeli Makanan dan Minuman Kemasan