Arkeolog Temukan Patung Tentang Proses Persalinan di Zaman Mesir Kuno

By Galih Pranata, Minggu, 29 Agustus 2021 | 20:00 WIB
Patung perunggu Isis menyusui bayi Horus. Isis dikenal sebagai dewi kelahiran kembali Mesir. (Charlotte Rose/Expedition)

Nationalgeographic.co.id—Para arkeolog menemukan patung-patung unik yang menggambarkan ibu dan anak. Pada tahun 1910 hingga 1920-an, para arkeolog telah mengekskavasi sejumlah temuan berupa patung-patung yang melambangkan kesuburan dan kelahiran anak. Sayangnya, temuan Coxe bersama timnya tidak banyak dipublikasi. Meski begitu, para filolog telah mampu mengungkap beberapa kisah dibalik penemuannya.  

Charlotte Rose dalam tulisannya yang dimuat dalam Expedition Magazine berjudul Childbirh Magic: Deciphering Bed Figurines from Ancient Egypt, terbitan 2017, menjelaskan kepercayaan era Mesir Kuno. "Orang Mesir kuno menyambut kelahiran dengan ritual, menggunakan mantra medico-magic, jimat, dan berbagai benda lain untuk membantu memastikan kelangsungan hidup ibu dan anak" tulisnya.

Kebanyakan temuan yang kini terpajang di Penn Museum, Pennsylvania, Amerika Serikat, merupakan peninggalan dari era pertengahan Mesir Kuno, sekitar tahun 2055-1650 SM. Objek patung dan relief secara umum menggambarkan proses persalinan, ibu dengan anak, maupun kasur yang diatasnya berbaring seorang perempuan, kadang terdapat anak disebelahnya.

Baca Juga: Belum Ada USG, Ini Cara Firaun Mengetahui Jenis Kelamin Bayi

"Patung-patung yang mungkin berhubungan dengan kelahiran dan kesuburan, menggambarkan seorang wanita tanpa busana di tempat tidur (kadang-kadang disebelahnya terdapat seorang anak) dan model tempat tidur saja (tanpa sosok manusia berbaring diatasnya)" tambahnya.

Tipologi dari patung-patung Mesir yang menggunakan gaya wanita di tempat tidur telah berlangsung dari Kerajaan Mesir yang baru berlangsung sejak 1550–1069 SM. Dengan demikian, mereka adalah contoh patung dengan model terbaru yang diketahui dari jenis patung-patung kesuburan ini.

Teori "Divine Mother", Ibu sebagai titisan dewa, sangat relevan dengan patung-patung tempat tidur dan patung-patung yang menggambarkan seorang ibu dan anaknya. "Divine Mother" dalam patung-patung ini mungkin mewakili sosok Hathor (dewi kesuburan), atau Isis (ibu Horus).

Geoffrey Chamberlain dalam jurnalnya berjudul Historical perspectives on health: Childbirth in ancient Egypt, publikasi tahun 2004, menjelaskan tentang ketergantungan bangsa Mesir Kuno kepada dewa dan dewinya dalam perihal kehamilan hingga kelahiran anak. "Masyarakat Mesir Kuno sangat bergantung pada kekuatan dewa mulai dari proses kehamilan hingga persalinan. Mereka meminta Dewa Amen apabila kesulitan dalam mendapat kehamilan," tulisnya.

Baca Juga: Dewa dan Dewi Cinta dari Berbagai Kebudayaan di Penjuru Dunia

Benda-benda ini dipercaya masyarakat Mesir Kuno memiliki daya magis. kemunculannya di beberapa wilayah, di kuil, dan makam menunjukkan penggunaan yang luas. Hal tersebut juga mungkin menunjukkan bahwa masyarakat telah memercayai kekuatan dewa-dewa pada berbagai tahap, mulai dari proses reproduksi manusia hingga pemulihan pasca melahirkan.

Sambil meminta kepada para dewa dengan patung jimatnya, biasanya para wanita yang merasa kontraksi untuk melahirkan, mereka akan melakukan squatting (posisi jongkok) untuk melancarkan persalinan. "Ini adalah posisi yang masih banyak digunakan di Afrika saat ini. Jika ia sedang jongkok atau berlutut, umumnya diletakkan di atas dua batu bata pada kakinya untuk memberi ruang bagi bayi untuk turun ke lantai," tulis Chamberlain.

Patung tempat tidur dari Memphis, Mesir. (Charlotte Rose/Expedition)

"Semangkuk air panas yang ditempatkan di bawahnya diyakini memungkinkan uap hangat naik dan memudahkan keluarnya bayi dari perutnya," tambahnya. Setelah sang bayi lahir, tali pusarnya kemudian dipotong dengan menggunakan pisau  'psSkf' (pesesh-kaf). Pada mata pisaunya, terdapat simbol hiasan kepala Dewi Meskhemet (Dewi kelahiran bayi). Plasenta biasanya dikubur di bawah ambang pintu rumah untuk membawa keberuntungan pada kehamilan berikutnya.

Kisah melahirkan di Mesir Kuno ini didasarkan pada banyak sumber yang didapat dari para arkeolog dan fililog tentang patung-patung kuno di Mesir. Kebanyakan dari sumber tersebut adalah hasil interpretasi dari lukisan atau ukiran kuil, dan papirus, dengan beberapa perluasan data dari apa yang terjadi di Afrika tengah.