Ahli Biologi dan Psikologi Berselisih Pendapat, Mana yang Lebih Cerdas: Kucing atau Anjing?

By National Geographic Indonesia, Senin, 13 September 2021 | 21:00 WIB
Anjing dan kucing dapat hidup berdampingan. Mana yang lebih berbahaya, digigit kucing atau digigit anjing? (Getty Images/iStockphoto)

 

Nationalgeographic.co.id—Selama ini ada satu pertanyaan yang menjadi perdebatan di kalangan pencinta hewan: Mana yang lebih cerdas, anjing atau kucing?

Untuk menemukan jawaban dari pertanyaan di atas, tim peneliti dari enam universitas yang berbeda di Amerika Serikat, Brazil, Denmark, dan Afrika Selatan melakukan sebuah penelitian dengan menghitung jumlah neuron pada otak anjing dan kucing.

Untuk menghitungnya, periset menggunakan tiga otak—satu dari kucing, satu dari golden retriever, dan satu dari anjing kecil peranakan campuran. Dua otak digunakan untuk mempelajari anjing karena spesies tersebut memiliki ukuran yang sangat bervariasi.

Anjing, ternyata memiliki jumlah neuron dua kali lipat lebih banyak di korteks serebral mereka ketimbang kucing. Pada masing-masing otak anjing, meski ukurannya bervariasi, para peneliti menemukan sekitar 530 juta neuron, sementara pada otak kucing, mereka hanya menemukan sekitar 250 juta neuron. Hal ini menunjukkan bahwa anjing lebih cerdas kira-kira dua kali lipat dibanding kucing.

"Neuron merupakan unit pengolahan informasi dasar. Semakin banyak unit yang Anda temukan di otak, maka semakin cerdas pula individu itu," ujar Suzana Herculano-Houzel, profesor di Vanderbilt University.

Berdasarkan jumlah neuron yang ditemukan, periset berspekulasi bahwa anjing memiliki tingkat kecerdasan setara dengan rakun dan singa, sementara kucing domestik sama cerdasnya seperti beruang.

Baca Juga: Selidik Sains: Mengapa Anjing dan Kucing Gemar Dielus di Kepalanya?

Suzana Herculano-Houzel, Associate professor of psychology and biological sciences di Vanderbilt University. (Vanderbilt University)

Sebagai perbandingan, manusia memiliki jumlah neuron paling banyak di korteks serebralnya, yaitu sekitar 16 miliar neuron. Sementara sepupu primata kita, yakni orang utan dan gorila memiliki sekitar delapan hingga sembilan miliar neuron, sedangkan simpanse memiliki enam hingga tujuh miliar neuron.

Selain membantu menjawab pertanyaan tentang perbandingan kecerdasan anjing dan kucing, temuan tim ilmuwan ini sejatinya memiliki dampak yang lebih besar. Karya mereka merupakan bagian dari upaya besar para ilmuwan untuk menggunakan neuron sebagai salah satu tolak ukur kecerdasan.

Penelitian-penelitian sebelumnya terkadang cukup kontroversial karena mengukur keerdasan hanya berdasarkan ukuran otak dan kompleksitas strukturnya.

 

Baca Juga: Studi: Bermain dengan Anjing dan Kucing Bagus untuk Redakan Stres

Sarah Benson-Amram, seorang ilmuwan di laboratorium Perilaku dan Kognisi Hewan di University of Wyoming dan timnya menemukan beberapa bukti bahwa ukuran otak yang besar pada hewan karnivora memang terkait dengan penyelesaian masalah yang lebih baik. Namun, ia menekankan bahwa hanya ada sedikit bukti untuk menyatakan bahwa ukuran otak yang besar berbanding lurus dengan kecerdasan tinggi.

Kesimpulan penelitian pertama ini adalah jumlah neuron pada otak anjing dua kali lipat lebih banyak daripada kucing. Hasilnya, anjing lebih cerdas daripada kucing.

Selama ini, anjing memang cenderung dianggap lebih cerdas ketimbang kucing. Kini, gagasan tersebut dipertanyakan. Dalam laporan yang diterbitkan di jurnal Behavioural Processes, tim ilmuwan Jepang mengungkapkan bahwa kucing sama cerdasnya dengan anjing dalam tes-tes memori tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa mereka sebetulnya juga cerdas.

Baca Juga: Bukan Musuh Bebuyutan, Anjing dan Kucing Dapat Hidup Berdampingan

Sarah Benson-Amram, ilmuwan di Laboratory of Animal Behavior and Cognition di University of Wyoming. (University of Wyoming)

Studi yang melibatkan 49 kucing domestik ini menunjukkan bahwa kucing dapat mengingat kenangan tentang pengalaman menyenangkan, seperti saat makan camilan favoritnya. Anjing juga menunjukkan jenis ingatan yang sama, ingatan unik dari peristiwa spesifik yang disebut sebagai memori episodik.

Manusia pun sering kali secara sadar mencoba untuk merekonstruksi peristiwa masa lalu yang telah terjadi dalam hidup mereka, seperti apa yang mereka makan untuk sarapan, hari pertama saat menjalani pekerjaan baru, atau pernikahan keluarga.

Ingatan ini terkait dengan peristiwa individual, sehingga memori ini unik bagi individu tersebut. Para ahli dalam penelitian ini berpendapat kucing dapat ditandingkan dengan anjing dalam beberapa tes mental, termasuk merespon gestur tubuh manusia, ekspresi wajah dan emosi.

 

Baca Juga: Mana yang Lebih Berbahaya: Gigitan Kucing atau Gigitan Anjing?

Saho Takagi, psikolog di Kyoto University mengatakan bahwa kucing, seperti halnya anjing, menggunakan ingatan-ingatan dari suatu pengalaman di masa lalu, yang mungkin menyiratkan bahwa mereka memiliki memori episodik mirip dengan manusia.

“Memori episodik dipandang terkait dengan fungsi introspektif pikiran; penelitian kami mungkin menyiratkan jenis kesadaran pada kucing,” ujarnya kepada BBC News. Takagi kemudian melanjutkan, “Spekulasi yang menarik adalah, mereka mungkin menikmati mengingat secara aktif kenangan mereka seperti halnya manusia.”

Tim ilmuwan tersebut menguji kemampuan 49 kucing domestik tersebut dalam mengingat mangkuk mana yang pernah mereka gunakan untuk makan dan mana yang belum tersentuh, setelah jeda selama 15 menit.

Ilmuwan menemukan bahwa kucing-kucing itu akan mengingat informasi “apa” dan “di mana” tentang mangkuk makanan, menunjukkan bahwa mereka memiliki memori episodik.

Baca Juga: Temuan 600 Makam Kucing dan Anjing di Mesir Ini Bikin Merinding

Saho Takagi, psikolog di Kyoto University. (Mayu Takagi/EurekAlert)

Para peneliti menduga bahwa kucing mungkin dapat mengingat untuk jangka waktu yang lebih panjang dibanding waktu uji yang singkat. Mereka juga mengatakan, kucing dapat ditandingkan dengan anjing dalam beberapa tes mental, termasuk merespon gestur tubuh manusia, ekspresi wajah dan emosi.

Takagi mengatakan, penelitian ini dapat memiliki aplikasi praktis. “Memahami kucing lebih dalam dapat membantu membangun hubungan yang lebih baik antara kucing dan manusia,” ujarnya.

“Kucing mungkin sama cerdasnya dengan anjing, berkebalikan dengan pandangan umum orang-orang bahwa anjing lebih cerdas.”

(National Geographic Indonesia)

Laurie Santos, profesor di Yale University, mengatakan eksperimen tersebut menunjukkan dengan baik bahwa kucing mengingat informasi tentang di mana mereka mencari dan biasa menemukan makanan sebelumnya.

“Temuan ini membuka pintu bagi studi baru untuk menguji seberapa lama memori kucing dan apakah mereka mengingat lebih banyak episode-episode dalam hidup mereka seperti halnya manusia,” katanya.

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa anjing juga memiliki memori terkait waktu dan tempat yang spesifik. Tim ilmuwan yang sama sebelumnya menemukan bahwa dalam tes serupa, anjing memiliki memori tentang mangkuk makanan yang pernah mereka gunakan. Sebelumnya, tim ilmuwan dari Hungaria menemukan bahwa anjing dapat mengingat tindakan yang dilakukan pemiliknya, meskipun mereka tidak diinstruksikan secara spesifik untuk melakukannya.

Baca Juga: Kucing-kucing Liar dari Belantara Sumatra, Eksotika nan Terancam