Terapi Arkeologi Bagi Para Veteran Perang Dunia II Penderita PTSD

By Agnes Angelros Nevio, Kamis, 16 September 2021 | 11:00 WIB
Monumen Perang Dunia Kedua di Warsawa, Polandia. Invasi Nazi Jerman ke Polandia pada 1939, telah menandai dimulainya Perang Dunia Kedua. (Ingram Publishing/Thinkstock)

Mayat co-pilot, John Crowther, terlempar keluar dari bangkai kapal. Ditemukan dan diidentifikasi pada saat itu, kemudian dipulangkan ke AS untuk dimakamkan di negara bagian asal Crowther di New York pada tahun 1946. Jenazah pilot, Letnan 2 William Montgomery, dan insinyur penerbangan, Sersan Teknis John Holoka Jr., tidak pernah ditemukan. Orang-orang itu telah terdaftar sebagai orang yang hilang sejak saat itu.

“Itu adalah sesuatu yang kami harap dapat diubah,” kata pemimpin arkeolog Stephen Humphreys, pendiri program Pemulihan Arkeologi Veteran Amerika (AVAR) . Bekerja sama dengan departemen arkeologi Universitas York dan di bawah naungan Badan Akuntansi POW/MIA Pertahanan AS (DPAA), Humphreys dan timnya sedang mencari sisa-sisa dua penerbang yang hilang. Apa pun yang ditemukan akan dikirim ke laboratorium forensik DPAA di Hawaii untuk analisis DNA dan, mudah-mudahan, terindentifikasi. Kata Humphreys: “Sudah lama hilang. Kami ingin membawa orang-orang ini pulang dan memberikan rasa kepuasan bagi keluarga.”

Pencarian penerbang yang hilang juga memberikan penutupan dan penyembuhan bagi orang lain. Sebagian besar sukarelawan yang bekerja di situs tersebut adalah para veteran itu sendiri, pria dan wanita yang bertugas di Irak dan Afghanistan. Banyak dari mereka menderita cedera fisik atau gangguan stres pasca-trauma sebagai akibat dari pelayanan mereka.

Baca Juga: Zaman Perang Kemerdekaan, Mural Menjadi Senjata Semangat Kebangsaan

Tentara Soviet membebaskan tawanan Yahudi di Kamp Konsentrasi Auschwitz pada akhir Perang Dunia Kedua. (Wikimedia Commons)

“Gagasan di balik AVAR adalah menggunakan arkeologi sebagai bentuk terapi,” kata Humphreys, mantan kapten Angkatan Udara AS, yang sekarang menjadi peneliti di departemen arkeologi Universitas York.

Dalam lima tahun sejak Humphreys mendirikan AVAR, pada 2016, program pemenang penghargaan ini telah melakukan 15 penggalian, dari medan Perang Revolusi di New York bagian utara hingga kuil Helenistik di Israel hingga pesawat PD II yang jatuh di Sisilia dan Inggris. Program ini telah menjadi penyelamat bagi para veteran yang berjuang untuk menemukan tujuan dan makna dalam hidup mereka.

“Ini telah membuat perbedaan besar bagi saya,” kata Karen Reed, mantan ilmuwan roket NASA yang bergabung dengan Angkatan Udara karena keinginan untuk melakukan sesuatu untuk negaranya setelah 9/11.

Baca Juga: Seorang Guru Sejarah Menemukan Tempat Penyimpanan Rahasia Artefak Nazi