Masalahnya, namanya kerap kali bermasalah dalam penulisan, sehingga membuatnya memiliki 'krisis identitas'. Namanya dalam bahasa Indonesia ditulis sebagai Kristoforus Kolumbus, ada juga yang menulis Kristoforo Kolombo.
Tidak hanya itu, di Genoa nama dia dikenal sebagai Cristoffa Colombo, di Italia disebut sebagai Cristoforo Colombo, di Inggris sebagai Christopher Columbus. Sedang di Spanyol, tempat dia mengabdi disebut sebagai Cristóbal Colón.
Apakah nama Cristóbal Colón adalah yang asli?
Nama Cristóbal Colón tercatat dalam surat pemberitahuan hasil pelayarannya pada 4 Maret 1493, ketika dirinya berlabuh di Lisbon, Portugal. Surat itu berisi bahwa dirinya menemukan pulau 'perawan', dan mengklaim dirinya sebagai Gubernur Jenderal untuk kawasan yang disebut sebagai Hindia. Kabar ini menyebar begitu cepat di seluruh Eropa.
Kemudian nama Colón ini berubah ketika seorang pencetak dokumen bernama Pedro Posa dari Barcelona menulis, "Surat ini dikirim oleh Colom kepada Escrivano de Ración perihal pulau-pulau yang ditemukan di Hindia, yang terkandung dalam surat lain tertuju pada Yang Mulia.". Sontak, surat itu mengubah huruf 'n' menjadi 'm'.
Baca Juga: Mansa Abubakari II Lebih Dulu Temukan Benua Amerika daripada Columbus?
Manuel Rosa dalam buku Columbus the Untold Story memaparkan, perubahan huruf dari 'n' ke 'm' adalah kesalahan penulisan yang umum terjadi. Kesalahan itu masih dianggap maklum. Manuel Rosa sendiri adalah kandidat PhD di bidang sejarah Atlantik di University of the Azores, Portugal.
Barulah setelah publikasi Posa diterjemahkan ke bahasa Latin oleh Aliander de Cosco untuk dioterbitkan ulang di Roma pada 29 April 1493, menjadi masalah besar terkait identitas Colón. Cetakan berita Romawi Suci ini membuat rusak nama Colom menjadi Columbo.
Nama ini kemudian menyebar ke seluruh Eropa, kecuali Spanyol, dan masyarakat tidak menyadari misinformasi ini.
"Penggambaran palsu dalang pelayaran epik sebagai Columbo dan bukan Colón adalah kesalahan yang tumbuh dan berkembang selama berabad-abad dan menipu sejarawan untuk menyelidiki dan menulis tentang orang yang salah," tulis Rosa di Ancient Origins. "Kesalahan berlanjut hingga hari ini dan tidak mungkin diperbaiki."
Baca Juga: Monumen Colombus, Kenangan Untuk Sang Penjelajah yang Kesasar