Mengintip Produksi Kelapa Sawit Berkelanjutan

By , Rabu, 27 Januari 2016 | 20:00 WIB

“Sedangkan hasil endapan limbah cair dikeringkan menjadi dried decanter solid atau biasa kita sebut limbah padat, nantinya, itu juga digunakan sebagai pupuk di  kebun sawit,” tutur Sudi.

Limbah gas pabrik kelapa sawit Musim Mas diolah di Biogas Plant. Di sini, gas metana diolah menjadi energi listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik pabrik, perkantoran perkebunan dan perumahan. (Lutfi Fauziah/National Geographic Indonesia)

POME ternyata dapat melepaskan sejumlah besar gas metana dan gas berbahaya lainnya ke udara. Philip. G. Taylor, peneliti bidang ekologi dan biologi evolusioner Universitas Colorado pernah melakukan penelitian tentang emisi gas metana dari limbah cair kelapa sawit dan potensi bioenerginya. Dalam penelitiannya, ia mengungkapkan bahwa buangan gas metana dari air limbah olahan kelapa sawit ternyata sangat siginifikan berdampak pada perubahan iklim dibandingkan dengan pembukaan lahan, kebakaran hutan dan pengeringan lahan gambut. Akan tetapi, gas metana ini sesungguhnya sangat potensial sebagai sumber bioenergi.

Baca juga: Hutan Indonesia yang Terus Menyusut

!break!

Di Musim Mas, terdapat teknologi pengolahan limbah gas bernama Methane Capture. Bau khas metana langsung menyeruak ketika saya memasuki kawasan pengolahan biogas. Dari pintu gerbang, tampak semacam gundukan raksasa berwarna hitam. Setelah berada lebih dekat, barulah saya tahu bahwa gundukan tersebut sebenarnya semacam membran yang terbuat dari karet tebal. Membran itu menutupi permukaan sebuah kolam raksasa berukuran 186 x 92 meter dengan kedalaman 10 meter.

Baca juga: Kampanye Biodiesel di Indonesia Penting untuk Target Pengurangan Emisi

Membran menutupi kolam berukuran 186 x 92 meter dengan kedalaman 10 meter yang berisi POME. Membran menggelembung karena adanya tekanan gas metana yang menguap. Gas metana kemudian dialirkan untuk diproses dan dikonversi menjadi energi listrik. (Lutfi Fauziah/National Geographic Indonesia)

Penanggung Jawab Biogas Musim Mas, Muhammad Arif menjelaskan, membran menggelembung karena adanya tekanan dari gas metana yang terdapat di dalam kolam raksasa yang berisi POME. Gas metana yang menguap ditangkap dan diproses untuk mengurangi kadar-kadar gas lain seperti H2S dan CO2. Kemudian gas metana dialirkan ke engine room untuk dikonversi menjadi tenaga listrik melalui tenaga gerak.

“Listrik yang dihasikan digunakan untuk kebutuhan listrik pabrik, kantor dan perumahan. Kelebihan energi listriknya dijual ke PLN,” ujar Arif.

Praktek perkebunan berkelanjutan

 Pengolahan limbah yang benar, penggunaan pestisida alami dan pemilihan bibit unggul merupakan bentuk-bentuk praktek perkebunan yang berkelanjutan.  WWF-Indonesia, penggagas kegiatan ini memang ingin mengajak pesertanya untuk melihat secara langsung bagaimana praktek produksi berkelanjutan diterapkan di perkebunan dan pabrik kelapa sawit.

Artikel terkait: Komitmen Menuju Sawit Berkelanjutan Indonesia

Selama empat hari, dari tanggal 20-23 Januari, kami mengamati proses produksi kelapa sawit berkelanjutan di perkebunan kelapa sawit Musim Mas di Pelalawan, Riau, dan pabrik pengolahan produk sawit di Medan, Sumatera Utara. !break!

WWF-Indonesia juga menggandeng lembaga sertifikasi produk minyak sawit berkelanjutan, Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO). Sejak didirikan tahun 2004 lalu, RSPO mendorong produsen-produsen minyak kelapa sawit untuk menerapkan praktek produksi kelapa sawit berkelanjutan melalui sertifikasi RSPO.