Brenna dan rekannya menganalisis cincin kristal di bebatuan yang meletus selama dua ledakan besar 900 dan 1.800 tahun lalu. Mereka menemukan bahwa sebelum gunung berapi meletus, magma segar dengan cepat disuntikkan ke dalam ruangan. Tetapi batuan dari ledakan yang lebih moderat pada tahun 2008 dan 2015 tidak memiliki cincin ini, menunjukkan aliran magma yang konstan namun lambat, kata Brenna.
Para ilmuwan berharap untuk mempelajari kimia batuan yang baru saja. "Akan menarik untuk melihat apa yang direkam oleh kristal itu," kata Brenna.
Baca Juga: Letusan Gunung Berapi di Tonga, Peristiwa 'Sekali dalam Satu Milenium'
Sementara proses bawah tanah menjadi pemicu ledakan, air juga kemungkinan memiliki andil dalam letusan terakhir, kata Geoff Kilgour, ahli vulkanologi dari GNS Science. Air dapat meningkatkan kekuatan ledakan vulkanik. Namun masih belum jelas persis bagaimana hal itu akan memicu ledakan yang menakjubkan dari Hunga Tonga-Hunga Ha'apai.
Meski ledakan terakhir ini dasyat, material yang dikeluarkan sangat sedikit. Abu dari letusan besar gunung berapi di masa lalu bahkan sepuluh kali lebih tebal, kata Barker.
Beberapa ilmuwan berspekulasi bahwa ledakan energi yang sangat besar ini membangkitkan gelombang tsunami yang luar biasa besar.
Tsunami biasanya terjadi dari pergeseran bawah air yang tiba-tiba. Seperti tanah longsor bawah laut di sisi gunung berapi atau pergerakan tanah yang cepat dalam gempa bumi. Namun setelah Hunga Tonga-Hunga Ha'apai meletus, gelombang muncul di beberapa tempat, jauh lebih awal dari yang diperkirakan. Ini terjadi di Karibia.
Gelombang tsunami belakangan yang menerjang pantai-pantai yang jauh juga aneh. Semakin jauh dari pemicu perjalanan tsunami, seharusnya gelombang makin berkurang. Ombak menghantam Kerajaan Tonga tidak tinggi tetapi menciptakan gelombang besar di seberang lautan.
Kemungkinan, gelombang kejut yang merambat di udara bergabung dengan permukaan laut dan mendorong tsunami yang meluas. Sama seperti ledakan Krakatau tahun 1883, salah satu letusan gunung berapi paling kuat dan mematikan dalam sejarah.
Baca Juga: Studi Terbaru Ungkap Kenapa Gunung Api di Indonesia Sangat Berbahaya
Semua keanehan ini menunjukkan minimnya informasi tentang gunung berapi bawah laut, kata Jackie Caplan-Auerbach, seismolog di Universitas Western Washington.
Untuk saat ini, Hunga Tonga-Hunga Ha'apai tampak membisu. Penduduk setempat saling membantu mengatasi kerusakan dan membersihkan jalanan. Sementara sebagian besar komunikasi masih terputus, informasi tentang situasi terkini mulai mengalir keluar.