Mu'umu'u: Pakaian Kuno Hawaii yang Terus Dilestarikan Bangsanya

By Galih Pranata, Minggu, 6 Februari 2022 | 09:00 WIB
Dua wanita berpakaian Holuku yang tradisional di Hawaii pasca 1820. (Hawaii State Archives)

Penduduk wanita lokal Hawaii mengenakan Holuku sebagai kebanggaan. (Mission Houses Museum Archives/Wikimedia Commons)

Orang-orang Kristen asli Hawaii awal mengadopsi gaun rok panjang untuk diri mereka sendiri yang kemudian dikenal dengan sebutan holokū. Untuk lebih praktis, potongan holokū dihilangkan untuk menciptakan apa yang kemudian dikenal sebagai muʻumuʻu, yang secara harfiah diterjemahkan sebagai 'dipotong atau dipersingkat'.

"Dari generasi ke generasi, muʻumuʻu menjadi favorit bagi wanita Hawaii dan mancanegara, gaya yang terus berkembang mengikuti perkembangan waktu," imbuh Pili.

Baca Juga: Menelusuri Jejak Rantai Genetika Manusia di Kepulauan Pasifik

Motifnya yang menggambarkan perjalanan panjang sejarah kebudayaan di Hawaii, menempatkan muʻumuʻu sebagai benda pusaka yang harus dilestarikan oleh masyarakat pendukungnya, bangsa Hawaii itu sendiri.

Sebagai upaya untuk melestarikan dan merayakan warisan muʻumuʻu yang berkembang sejak zaman kuno, pada Januari 2015 ditetapkan sebagai Bulan Muʻumuʻu pertama, hasil dari kampanye media sosial.

Karena mu'umu'u-vement (gerakan pelestarian muumuʻu) telah berkembang sejak saat itu, pada bulan Januari 2022 sekali lagi dicanangkan sebagai Bulan Muʻumuʻu, dan setiap bulan Januari akan terus dikenang sebagai bulan muumuʻu.