Dua Kali Menipu Kematian, Sisifos Diganjar Hukuman Abadi oleh Zeus

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 5 Maret 2022 | 16:15 WIB
Alih-alih mendapat hidup abadi, Sisifos harus menjalani hukuman abadi yang diberikan Zeus. (Titian/Prado Museum)

Nationalgeographic.co.id - Sisifos menipu kematian dua kali. Sebagai hukuman, dia dikutuk untuk menggelindingkan batu besar ke atas bukit di Hades. Pencariannya untuk kehidupan abadi selalu memikat pikiran umat manusia.

Ambisi untuk mencapainya begitu kuat sehingga banyak tradisi, kisah, dan mitologi berpusat di sekitarnya. Bahkan, salah satu komposisi sastra paling awal, Epik Gilgames, juga mengambil bentuk kerinduan dan harapan yang sama. Gilgamesh, seorang pahlawan petualang, memulai perjalanan untuk menemukan kunci kehidupan abadi. Pada akhirnya ia menyadari pencariannya menjadi kekecewaan yang tak terhindarkan.

Dosa dan hukuman Sisifos karena menipu dewa sampai dua kali

Sisifos adalah pendiri dan raja pertama Korintus, yang digambarkan Homer sebagai "manusia paling licik" (Iliad 6.153). Ketika dewa kematian Thanatos datang untuk menjemput Sisifos, Sisifos meminta agar ditunjukkan bagaimana cara kerja borgol yang dibawanya. Selama demonstrasi, Sisifos yang fana mampu merantai Thanatos dan menyelamatkan umat manusia dari kematian.

Ini membuat Zeus murka karena manusia berhenti mati. Ia pun mengirim Ares ke bumi untuk melepaskan Thanatos. Sebagai dewa perang yang brutal, Ares sangat memenuhi syarat untuk tugas itu.

Namun, Sisifos tidak akan putus asa begitu saja. Mengetahui bahwa kematian akan kembali menjeratnya, ia memberi beberapa instruksi pada istrinya, Merope. Ia meminta agar tubuhnya tidak dikubur dan melarangnya melakukan ritual penguburan.

Baca Juga: Inilah Kisah Cinta Hades, Dewa Kematian yang Setia Pada Persephone

Ketika dia meninggal, dia segera pergi ke Hades, dewa dunia bawah, dan mengeluh tidak menerima penguburan yang layak. Hades memberinya hak untuk kembali ke bumi untuk menghukum istrinya dan mengatur pemakaman. Sekembalinya ke Korintus, Sisifos bersatu kembali dengan istrinya, melanggar janjinya kepada Hades. Untuk kedua kalinya Sisifos menipu dewa dan menjalani kehidupan yang penuh sebelum meninggal lagi.

Dalam puisi epik besar Yunani, Odisseus, Homer menulis tentang pahlawan terkenal Odisseus, raja Ithaca. Odisseus melakukan perjalanan ke dunia bawah untuk berkonsultasi dengan penyair buta bernama Tiresias. Sang penyair memiliki kebijaksanaan untuk membimbingnya kembali ke rumahnya.

Saat berada di dunia bawah, Odisseus bertemu dengan Sisifos yang berdosa. Marah dengan penipuannya, Zeus telah menjatuhkan hukuman abadi pada Sisifos. Dia dikutuk untuk mendorong sebuah batu besar ke puncak bukit di dunia bawah. Begitu batu itu mencapai puncak, batu itu berguling kembali. Sisifos harus memulai tugasnya lagi, mengetahui bahwa dia terikat tanpa batas untuk tugas yang sia-sia ini.

Homer (Odyssey 595-600) menggambarkan penderitaan Sisifos dengan sangat rinci:

“Saya melihat Sisifos dalam siksaan yang kejam, berusaha mengangkat batu yang mengerikan dengan kedua tangannya. Sesungguhnya dia akan menguatkan dirinya dengan tangan dan kaki, dan mendorong batu itu ke puncak bukit. Akan tetapi sesering dia akan mengangkatnya ke atas, beratnya akan membalikkannya kembali, dan kemudian turun lagi ke dataran. Namun dia akan mengejan lagi dan mendorongnya kembali. Keringat mengalir dari anggota tubuhnya dan debu naik dari kepalanya.”