Nationalgeographic.co.id—Seekor bayi badak langka disambut ke dunia di Suaka Badak Sumatra di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, akhir Maret lalu. Anak badak sumatra itu lahir dari induknya yang bernama Rosa pada 24 Maret, yang sebelumnya telah dijodohkan dengan seekor badak sumatra jantan bernama Andatu.
Kedatangan baru tersebut membuat jumlah total badak sumatra (Dicerorhinus sumatrensis) di suaka tersebut menjadi delapan. Save The Rhino melaporkan total populasi hewan-hewan ini di dunia kurang dari 80 ekor. Hal ini menunjukkan betapa berharganya kelahiran seekor bayi badak sumatra.
Anak Rosa telah bergabung dengannya bersama badak betina Bina, Ratu, dan Delilah serta badak jantan Andalas, Harapan, dan Andatu.
Proses persalinannya sendiri memakan waktu sekitar tiga jam. Namun tim sudah berada di Suaka Badak Sumatra itu untuk mengawasi kesehatan induk dan bayinya hingga selesai.
Sepanjang kehamilannya, Rosa menerima bantuan tambahan berupa hormon peningkat janin, pemindaian ultrasound rutin, dan pemantauan dalam upaya mendapatkan hasil terbaik untuk kehamilan istimewanya.
Rosa pertama kali datang ke cagar alam pada tahun 2004 setelah secara teratur terlihat berkeliaran di dekat jalan, kebun, dan desa di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Kurangnya rasa takut di sekitar manusia dan lalu lintas membuatnya berisiko cedera dan sakit, jadi dia dipindahkan ke Suaka Badak Sumatra.
Kegemaran Rosa terhadap manusia sayangnya terbukti menjadi penghalang dalam sejarah reproduksinya. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengatakan Rosa bisa lebih nyaman di sekitar manusia daripada badak lainnya.
Pergi begitu lama tanpa kawin telah menyebabkan Rosa memmiliki fibroid rahim, yang dapat menimbulkan komplikasi dalam kesuburannya. Rosa sempat mengalami keguguran delapan kali sebelum akhirnya kali ini sukses mempertahankan masa kehamilannya selama 450 hari dan melahirkan bayinya dengan selamat.
Mudah-mudahan, kisah sukses ini adalah pertanda baik bagi keberlangsungan suka di sana. Dan semoga ini pertanda masa depan yang lebih positif bagi spesies badak sumatra.
"Dengan lahirnya anak Rosa di [Suaka Badak Sumatra], kami berharap dapat terus menerima kabar gembira dari kelahiran badak sumatra lainnya di masa mendatang," ujar Biro Humas Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK dalam sebuah pernyataan seperti dilansir IFL Science.
Baca Juga: Angin Segar untuk Konservasi Badak Sumatra: Seekor Bayi Telah Lahir!
Baca Juga: Ada Studi Genetik Badak Sumatra. Hasilnya, Kabar Baik Populasi Mereka
Baca Juga: Populasi Badak Sumatra Semakin Menurun, Ini Faktor Penyebabnya
Baca Juga: Badak Jantan Terakhir di Malaysia Mati, Bagaimana Upaya Menyelamatkan Sisanya?
Baca Juga: Ingin Tahu Pengalaman Berjumpa Anak Badak Sumatra?
Jumlah badak sumatera telah mencapai titik kritis yang sangat rendah sebagian besar karena campur tangan manusia melalui degradasi habitat dan perburuan. Namun, jauh sebelumnya, hewan-hewan ini juga telah mengalami masa sulit selama beberapa ribu tahun.
Penelitian dari Marshall University di West Virginia melihat kembali sejarah badak sumatra dan menyimpulkan bahwa jumlah spesies ini pertama kali turun drastis sebagai akibat dari perubahan iklim yang terjadi sekitar 9.000 tahun yang lalu. Setelah itu, jumlah spesies ini tidak pernah kembali ke jalur semula.
Sekarang, kelangsungan hidup spesies badak sumatra bergantung pada kerja keras para ilmuwan, konservasionis, dan pemerintah. Mereka bersama-sama mencoba dan mengamankan lebih banyak hari baik seperti hari lahirnya anak Rosa.