Perubahan Iklim, Rusia Bagian Asia Bisa Layak Huni pada Akhir Abad 21

By Ricky Jenihansen, Sabtu, 12 Maret 2022 | 12:00 WIB
Siberia beriklim dingin dan sulit untuk ditinggali karena dekat dengan kutub utara. (Shamil Zhumatov/Reuters)

 Baca Juga: Migrasi Manusia Purba Siberia, Menunjukkan Penduduk Asli Amerika

 Baca Juga: Gelombang Panas Cairkan Tundra Siberia dan Sebabkan Kebakaran

Ia melanjutkan, simulasi mereka menunjukkan bahwa di bawah RCP8.5, pada tahun 2080-an, Rusia Asia akan memiliki iklim yang lebih ringan, dengan cakupan permafrost yang lebih sedikit. Nilai tersebut menurun dari 65 persen kontemporer menjadi 40 persen area pada tahun 2080-an.

Para peneliti juga menemukan bahwa bahkan di bawah skenario RCP 2.6, ELP untuk keberlanjutan manusia akan meningkat di lebih dari 15 persen area. Itu dapat memungkinkan peningkatan lima kali lipat dalam kapasitas wilayah untuk mempertahankan dan menjadi menarik bagi populasi manusia.

"Rusia bagian Asia saat ini sangat dingin. Dalam iklim yang lebih hangat di masa depan, ketahanan pangan dalam hal distribusi tanaman dan kemampuan produksi kemungkinan akan menjadi lebih menguntungkan bagi orang-orang untuk mendukung permukiman," Parfenova menyimpulkan.

Meski demikian, pengembangan lahan yang sesuai tergantung pada kebijakan sosial, politik dan ekonomi pihak berwenang. Tanah dengan infrastruktur yang dikembangkan dan potensi pertanian yang tinggi jelas akan dihuni terlebih dahulu.

"Jalur luas Siberia dan Timur Jauh memiliki infrastruktur yang kurang berkembang. Kecepatan perkembangan ini tergantung pada investasi di bidang infrastruktur dan pertanian, yang pada gilirannya tergantung pada keputusan yang harus segera dibuat," katanya.