Seperti Apa Bajak Laut Asli? Mungkin Tidak Seperti yang Dibayangkan!

By Sysilia Tanhati, Jumat, 20 Mei 2022 | 16:00 WIB
Ketika mendengar kata ‘bajak laut’, orang akan membayangkan pria dengan penutup mata, burung beo, dan peta harta karun. (Unsplash/Sergey Semin)

Nationalgeographic.co.id—Ketika mendengar kata ‘bajak laut’, orang akan membayangkan pria dengan penutup mata, burung beo, dan peta harta karun. Bajak laut sering dikisahkan memaksa korbannya untuk berjalan di atas papan.

Ternyata, banyak dari stereotip ini tidak benar. Bajak laut ada hampir selama orang mengarungi perairan dunia hingga saat ini. Hanya bagaimana mereka digambarkan yang sering menyesatkan. Jadi dari mana salah tafsir ini berasal?

Penampilan bajak laut

Bajak laut biasanya digambarkan mengenakan pakaian berwarna-warni. Kemeja longgar dipadankan dengan bandana di kepalanya dan syal di pinggang. Penampilannya dilengkapi dengan celana robek, sepatu bot compang-camping, seperti Kapten Jack Sparrow dari film Pirates of the Caribbean.

Sayangnya, penampilan ini tidak benar. Seniman Amerika Howard Pyle terinspirasi oleh bandit Spanyol pada akhir abad ke-19. Ia kemudian menggambarkan bajak laut lengkap dengan celana longgar yang dipotong di lutut dan blus sepanjang paha.

Anggota badan palsu adalah ciri khas bajak laut umum lainnya. Memang benar beberapa bajak laut memiliki kaki kayu atau tangan kail, meskipun itu mungkin bukan hal yang biasa. Amputasi di laut sering dijadikan hukuman. Meski ada peti obat di kapal, perawatan medis sering dilakukan oleh seseorang di awak kapal. Infeksi dan kehilangan darah dapat menyebabkan kematian.

Bahkan jika seorang bajak laut selamat dari amputasi, kemampuannya untuk bertarung menjadi terbatas. Tetapi kehilangan anggota tubuh tidak berarti seseorang tidak dapat melanjutkan perjalanan di kapal. “Orang tersebut mungkin melayani kru, misalnya, sebagai juru masak,” ungkap Jamie L. H. Goodall kepada National Geographic.

Gaya bicara bajak laut

Ungkapan bajak laut yang umum—seperti “Arrrrr me mateys!” dan “Shiver me timbers!”—umum dalam film bajak laut dan budaya pop. Tapi itu bukan hal yang sering diucapkan oleh bajak laut.

Robert Louis Stevenson membayangkan beberapa di antaranya untuk novelnya tahun 1883 ‘Treasure Island’. Novelnya ini diterbitkan lebih dari 150 tahun setelah ‘zaman keemasan’ bajak laut.

Gaya bicara bajak laut yang kita kenal sebagian besar merupakan produk Hollywood abad ke-20. Secara khusus, aktor Inggris Robert Newton, yang memerankan Blackbeard dan Long John Silver. Penggambarannya tentang kapten fiktif dalam pertunjukan Treasure Island tahun 1950-an menggunakan aksen West Country yang dilebih-lebihkan. Pada akhirnya, banyak yang mendefinisikan suara aksennya sebagai aksen bajak laut. Penampilannya juga memopulerkan banyak ucapan yang terkait dengan bajak laut hari ini.

Pada kenyataannya, bajak laut kemungkinan besar berbicara dengan cara yang mirip dengan semua pelaut saat itu.

Harta karun terpendam

Kapten Kidd mungkin telah mengubur hartanya, tapi itu adalah pengecualian yang jarang terjadi pada kebanyakan bajak laut.

Biasanya, mereka secepat mungkin menghabiskan semua jarahan untuk wanita dan alkohol di pelabuhan.

Mengubur harta karun akan berbahaya karena pergeseran pasir dan pasang surut. Ini akan membuat mereka kehilangan hartanya alih-alih menikmatinya. Selain itu, orang lain mungkin akan menipu dan kembali untuk menggali harta itu.

Juga, banyak dari jarahan bajak laut yang dikumpulkan tidak dalam bentuk perak atau emas. Harta seperti itu akan sulit didapat. Barang rampasan yang umum adalah komoditas apa pun yang bisa mereka dapatkan, termasuk kayu, bulu, sutra, kapas, rempah-rempah, dan persediaan medis. Mereka juga memuat barang-barang untuk melakukan perbaikan yang diperlukan di kapal, termasuk kabel, tali-temali, dan layar.

Kode kehormatan bajak laut

Ada bukti bahwa banyak kru bajak laut mengadopsi kode kehormatan atau pasal perjanjian, sebagian besar untuk menjaga ketertiban di atas kapal. Kode-kode ini membahas segala hal mulai dari pembagian jarahan, hingga apa yang terjadi jika terluka saat menjalankan tugas. Juga seberapa buruk perilaku yang akan ditangani, hingga bagaimana tahanan akan diperlakukan.

Jika seorang bajak laut melanggar kode, kecil kemungkinan mereka akan dihukum ‘berjalan di atas papan’ dan terjun ke laut.

Sedikit atau tidak ada bukti sejarah yang mendukung praktik itu. Lagi-lagi kepercayaan ini dipengaruhi oleh kisah fiksi.

Jika korban dihukum dengan cara tertentu, biasanya melalui keelhauling, diikat dengan tali dan diseret ke bawah kapal.

Para korban keelhauling meninggal karena mengeluarkan darah dari luka-luka yang disebabkan oleh lambung kapal atau karena tenggelam. Bentuk hukuman lainnya berkisar dari dilempar ke laut, dicambuk, dan dibuang di pulau terpencil.

Kapal bajak laut

Kebanyakan bajak laut tidak berlayar dengan kapal Spanyol atau Kapten Jack Sparrow. Mereka menyukai kapal kecil yang lebih bermanuver. Kapal seperti ini memungkinkan pelarian mudah dari kapal perang besar yang mengejar mereka.

“Selama abad 16 dan 17, sekoci dan sekunar adalah pilihan paling umum untuk bajak laut,” ungkap Goodall. Keduanya membuat bajak laut mudah melarikan diri ke perairan dangkal atau bersembunyi di muara.

Dan terlepas dari mitos populer, kebanyakan bajak laut tidak mengibarkan Jolly Roger yang terkenal. Ini simbol tengkorak dan tulang bersilang pada bendera hitam. Beberapa mengibarkan bendera hitam, yang berarti bajak laut bersedia memberi seperempat, sementara bendera merah berarti darah dan kematian.

Bendera Blackbeard menunjukkan kerangka yang memegang tombak yang menunjuk ke jantung yang berdarah. Awak bajak laut juga sering memegang bendera beberapa negara yang berbeda. Mereka mengibarkan bendera tertentu untuk menandakan ‘bersahabat’ dengan kapal yang lewat. Ketika sudah berada dalam jarak cukup dekat, bajak laut akan menyerang kapal tersebut.

Pertempuran bajak laut

Satu hal yang digambarkan oleh budaya pop dengan benar adalah penggunaan senjata serbaguna. Cutlasses, pedang pendek dengan bilah yang sedikit melengkung, dapat digunakan untuk bertarung secara efektif di area terbatas kapal.

  

Baca Juga: Giolo, Lelaki Bertato asal Maluku yang Kulitnya Dipamerkan di Inggris

Baca Juga: Apakah Ini Alasan Sebenarnya Mengapa Bajak Laut Memakai Penutup Mata?

Baca Juga: Kisah Anne Bonny dan Mary Read, Dua Bajak Laut Wanita yang Disegani

Baca Juga: Apa yang Dikatakan Arkeologi Soal Bajak Laut dan Temuan di Kedalaman

  

“Senjata ini juga dapat digunakan untuk menyembelih daging,” Goodall menambahkan.

Bajak laut juga senang menggunakan senjata yang dikenal sebagai blunderbuss, memiliki moncong yang melontarkan bola timah kecil ke korban yang dituju. Meriam juga umum di kapal bajak laut. Meriam ini bisa diisi dengan tembakan berantai (dua bola meriam dirantai bersama), grapeshot (bola meriam kecil), atau bola meriam dasar. Target mereka sering tidak memiliki peluang.

Buku, film, dan budaya populer menggambarkan bajak laut sesuai imajinasi penciptanya. Namun apapun gambarannya, penjarah ini meneror laut selama lebih dari 2.000 tahun. Selain itu juga menjarah dan menimbulkan ketakutan bagi korbannya.

Perompak terbaru beroperasi di lepas pantai Somalia dan Malaysia, terlihat berbeda dengan penampilan Kapten Jack Sparrow dari film Pirates of The Carribean. Tapi satu hal yang tidak berubah: mereka sama menakutkannya.