Atasan Unit yang Narsis Jadi Hambatan Sebaran Pengetahuan Perusahaan

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Minggu, 5 Juni 2022 | 16:00 WIB
Dalam dunia psikologi, kepribadian narsistik merupakan sebuah gangguan yang memiliki spektrum luas. (Thinkstock)

Nationalgeographic.co.id - Ketika seseorang berada di jabatan eksekutif, biasanya cenderung menonjolkan sikap narsistik. Penilaian narsistik itu bisa dilihat oleh banyak orang, terutama bagi mereka yang ada di bawah jabatannya.

Banyak yang mengira, sikap narsistik seperti percaya diri, punya kecerdasan dan penilaian unggul, serta mengejar setiap peluang untuk memperkuat pandangan dirinya bisa dikagumi orang lain. Namun, tampaknya, sikap itu juga bisa menjadi penyebab hambatan penyebaran pengetahuan di dalam organisasi.

Temuan itu diungkap oleh para peneliti dari AS dan Tiongkok di Strategic Management Journal bertajuk "Upper echelons and intra-organizational learning: How executive narcissism affects knowledge transfer among business units". Makalah itu diterbitkan pada Senin, 4 April 2022.

"Banyak perusahaan besar yang digambarkan sebagai perusahaan multi-bisnis, sebuah bentuk organisasi di mana Anda punya unit induk perusahaan dan anak perusahaan," kata rekan penulis Abhinav Gupta, dikutip dari rilis University of Washington.

Dia adalah profesor manajemen di University of Washington Foster School of Business. "Logika keuangan mengapa perusahaan-perusahaan ini ada adalah agar pengetahuan dan keterampilan yang ada di satu uni dapat digunakan di unit lain."

Gupta dan rekan-rekan menjelaskan, ketika unit yang berbeda di perusahaan yang sama berbagi informasi, akan berdampak pada peningkatan kinerja dan menciptakan keunggulan kompetitif. Akan tetapi, narsistik menghambat transfer pengetahuan ini karena rasa superioritas yang membuat seseorang melebih-lebihkan nilai pengetahuan internal dan meremehkan nilai pengetahuan eksternal.

Gupta mengatakan, setiap unit perusahaan tidak bekerja satu sama lain sebanyak yang diinginkan perusahaan. Hambatan narsistik pada kepribadian pejabat eksekutif perusahaan pun jadi menghambat aliran informasi dari satu unit ke unit lainnya maupun dari perusahaan.

"Narsisme memengaruhi keinginan seseorang untuk jadi istimewa," lanjutnya. "Ini berkorelasi dengan orang-orang yang menginginkan kemuliaan untuk diri mereka sendiri."

Para peneliti melakukan survei pada unit bisnis dari sebuah perusahaan di Tiongkok yang membantu organisasi merekrut bakat dan mencari tenaga teknis. Unit-unit ini harus berbagi pengetahuan tentang membangun kumpulan bakat, mengidentifikasi keterampilan, dan membujuk prospek untuk menerima tawaran.

Para peneliti meminta tiap kepala unit untuk menilai sifat narsistik mereka di antara faktor-faktor lain, seperti kompleksitas lingkungan pasar lokal dan persaingan yang dirasakan dengan unit lain. Para deputi kemudian diminta oleh mereka untuk menilai tingkat pengetahuan yang diimpor dari unit lain.

Baca Juga: Orang Narsis Sulit Membuat Keputusan, Mengapa Begitu?

Baca Juga: Perusahaan Ini Bisa Pastikan Acaramu Bebas Hujan dengan Cara Saintifik

Baca Juga: Perusahaan Makanan Asal Israel Kembangkan Makanan Dari Belalang

Narsisme diukur dengan berbagai pasangan pernyataan dan meminta individu untuk memilih salah satu yang relevan. Satu pasangannya terdiri dari "Saya suka menjadi pusat perhatian" dan "Saya lebih suka berbaur dengan orang banyak."

"Kami berhipotesis bahwa kepala unit bisnis yang memiliki sifat-sifat itu akan menjadi orang yang mengatakan, 'Kami tidak ingin bekerja dengan Anda. Kami punya keterampilan dan pengetahuan yang cukup dan kemampuan yang kami punya akan bekerja secara sendirinya'," terang Gupta. "Itu sangat kuat dibuktikan berdasarkan desain penelitian kami."

Hasilnya pun sesuai dengan hipotesis yang diterangkan Gupta. Narsisme kepala unit dapat mencegah berbagi pengetahuan dan informasi antarunit. Kecenderungan itu berkurang di lingkungan yang cepat berubah atau kompleks karena mengejar ide-ide dari eksternal unit.

Namun, ketika bisnis memiliki persaingan antarunit yang tinggi, narsisme lebih menggoda kepala unit untuk membedakan diri dari unit lain.

Gupta menjelaskan, penelitian ini punya banyak implikasi bagi perusahaan. Salah satunya, saat suatu perusahaan ingin mengisi peran yang membutuhkan penyebaran pengetahuan, manajer sebaiknya memperhatikan tanda-tanda ciri kepribadian narsistik. Perusahaan juga dapat merancang organisasi dan struktur penghargaan yang mendorong kerja sama di antara personel saat ini.

"Ada dua pandangan tentang bagaimana perusahaan multi-bisnis menciptakan nilai," kata Gupta. "Satu perspektif adalah Anda ingin menjalankan organisasi seperti pasar internal. Semua unit secara aktif bersaing untuk mendapatkan sumber daya dari kantor pusat perusahaan, dan persaingan itulah yang memungkinkan kinerja yang unggul.

"Jenis penelitian ini bertentangan dengan intisari itu. Jika Anda menciptakan persepsi persaingan di dalam sebuah organisasi, maka itu akan memiliki beberapa efek hilir. Anda pada dasarnya akan meninggalkan beberapa aktivitas berbagi pengetahuan yang penting."