Baca Juga: Kopi atau Teh Hijau? Preferensi Makanan Kita Ternyata Dipengaruhi Faktor Genetika
Para ilmuwan cukup tergelitik dan berusaha mengetahui penyebab kulit biru pada keluarga Fugate. Pada akhir 1950-an, Madison Cawein, seorang ahli hematologi muda melakukan perjalanan untuk melihat keluarga.
Cawein berharap bisa menyembuhkan mereka dan mengembalikan kulit mereka menjadi normal. Karena keluarga itu cukup tertutup dan mundur dari kehidupan publik, tidak ada yang tahu di mana mereka tinggal.
Ia harus berkeliling dan bertanya kepada beberapa profesional medis sebelum akhirnya dia bertemu dengan keluarga Fugate.
Cawein berhasil menemukan beberapa keturunan keluarga Fugate. Dua dari mereka: Patrick dan Rachel Ritchie, menunjukkan minat untuk berpartisipasi dalam wawancara Cawein.
Mereka cukup malu dengan beberapa pertanyaan pribadi yang diajukan kepada mereka. Keduanya menunjukkan bahwa mereka tidak ingin menjadi biru, tetapi tidak punya pilihan sejak mereka dilahirkan seperti itu.
Dokter menjalankan beberapa tes darah pada mereka dan menemukan bahwa meskipun mereka tidak memiliki hemoglobin abnormal, mereka tidak memiliki enzim yang akan membuat darah mereka teroksigenasi dengan baik.
Cawein menciptakan zat yang disebut "Methylene Blue", yang disuntikkannya ke Patrick dan Rachel dengan persetujuan mereka. Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, saudara kandung menyaksikan perubahan warna kulit mereka.
Tubuh mereka berubah dari biru menjadi warna merah muda yang normal. Cawein berkata: “Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, mereka berwarna merah muda. Mereka senang”.
Namun, efek obat itu hanya sementara. Methylene Blue bekerja secara instan, dan menghilang begitu saja dari tubuh mereka setelah beberapa waktu. Akhirnya dokter memberi mereka tablet untuk digunakan setiap hari dan kapan saja saat mereka ingin keluar di depan umum, agar kulit biru mereka tidak terlihat.