Bagi Orang Romawi, Makan Belum Afdal Tanpa Saus Ikan Berbau Busuk Ini

By Sysilia Tanhati, Kamis, 30 Juni 2022 | 09:00 WIB
Bagi orang Romawi, makan belum afdal tanpa saus ikan busuk ini. Jaringan pabrik dan jalur perdagangan bermunculan untuk mendistribusikan garum. (Archeological Museum of Sousse)

Meskipun garum diproduksi di sebagian besar wilayah Romawi, Semenanjung Iberia memiliki banyak pabrik pengasinan. Banyak yang menggunakan ikan kembung bahkan tuna sebagai bahan utamanya.

Baca Juga: Dari Kota Kecil Peternak Babi, Romawi Berkembang Jadi Kekaisaran Besar

Baca Juga: Lares, Dewa Rumah Tangga Romawi yang Melindungi Rumah dan Keluarga

Baca Juga: Di Herculaneum, Makan Telur dan Produk Susu Dianggap Tidak Jantan

Baca Juga: Tidak Setenar Suku Hun, Siapa Orang Avar yang Jadi Musuh Romawi?

Mayoritas pabrik di Semenanjung Iberia tersebar di sepanjang pantai Andalusia hingga Portugal dan muara Sungai Tagus. Sisa-sisa amphora untuk menampung garum dari kota-kota ini telah ditemukan di seluruh Kekaisaran Romawi. Dengan meneliti amphora, jaringan luas melalui darat dan laut yang mengantar garum ke konsumen pun dapat diketahui.

Baelo Claudia adalah pusat produksi garum utama, letaknya di dekat Selat Gibraltar. Di pertemuan Laut Mediterania dengan Samudra Atlantik, perairan ini menjadi jalur migrasi beberapa jenis ikan. Di sini, jaring dapat dipasang untuk menangkap tuna yang dalam perjalanan untuk bertelur. “Praktik ini masih terus dilakukan di pantai itu hingga kini,” Maura juga menambahkan.

Italia, tentu saja, memiliki pasokan yang melimpah dari sisa-sisa garum. Banyak garum amphora telah ditemukan di Monte Testaccio di Roma. Ini adalah gunung sampah setinggi 30 meter yang terdiri dari wadah makanan yang dibuang dan rusak.

Garum juga dibawa lewat jalur darat melalui Eropa barat hingga mencapai perbukitan terpencil di Inggris Utara. Di Tembok Hadrian, orang Romawi menikmati rasa asin dari saus ikan yang difermentasi di bawah sinar matahari Mediterania.