Bagaimana Musik Punk Jadi Kultur Anak Muda dan Pesan Ideologis?

By Afkar Aristoteles Mukhaer, Selasa, 5 Juli 2022 | 09:00 WIB
Anak muda punk di Sao Paulo, Brasil. Bagaimana punk bisa jadi kultur anak muda dan pandangan politik? (Hudrodrigues/Wikimedia)

Nationalgeographic.co.id—Munculnya suatu kultur tidak terlepas dari pengaruh kultur lainnya. Begitu juga dengan punk, sebuah subkultur dan genre musik yang berkembang sejak paruh pertengahan abad ke-20.

Secara historis musik, gaya musik punk lahir dari rok garage pada pertengahan 1960-an. Awalnya, mereka mencoba untuk mengikuti gaya musik rok yang populer, tetapi terdapat gubahan pada efek dan notasinya yang dipelajari secara otodidak. Pelopornya adalah grup band seperti Seeds, Lift, 13th Floor Elevators, dan ? (tanda tanya), dan Mysterians.

Istilah untuk merujuk genre musik ini pun muncul. Punk berasal dari bahasa gaul penjara yang berarti "seorang yg tak berpengalaman" atau "seorang yang tak berarti". Lagu-lagu ini pun identik dengan kalangan anak muda yang selaras dengan pesan-pesan ideologis atas kecemasan mereka.

Jon Savage, penulis buku England's Dreaming, Revised Edition: Anarchy, Sex Pistols, Punk Rock, and Beyond, menjelaskan di Britannica. Punk bermunculan di seluruh dunia, terutama di Inggris dan Amerika Serikat. 

"Pada tahun 1975 punk datang untuk menggambarkan adegan rok sastra minimalis yang berbasis di sekitar CBGB, klub Kota New York tempat Patti Smith Group and Television tampil," tulisnya. "Ramones juga tampil di sana, dan album debut self-titled 1976 mereka menjadi cetak biru untuk punk: gitar sebagai derau putih, drum sebagai tekstur, dan vokal sebagai slogan permusuhan."

Pengaruh musik dan subkultur itu kemudian menyebar ke Inggris. Sejak itulah lahir Sex Pistols yang punya slogan-slogan politis readikal. Sex Pistols pun mengumumkan manifestonya dengan single-nya berjudul Anarchy in the U.K.

Kultur punk semakin meningkat. Para penikmatnya pun identik dengan gaya berpakaian hitam dan gaya rambut skinhead atau jabrik. 

Pada pertengahan 1977, sebagian besar majalah musik menampilkan band punk terkenal. Heike Mund, jurnalis DW melaporkan, pada dekade 1970-an band malah mengatur nada musik mereka seperti punk. 

Hal itu terjadi pada The Rolling Stones, Genesis, Pink Floyd, dan Supertramp. Gaya bermusik seperti Janis Joplin, Jimi Hendrix, dan Jim Morrison dari The Doors yang jadi guru pada 1960-an ditinggalkan.

Empat dekade setelahnya, punk jadi pilar industri arus utama, terang Mund. Suara punk sering disalin dan dipinjam untuk genre lain seperti hard rock, ska, metal, dan techno.

Punk juga berkembang menjadi punk populer (pop-punk) dan emo yang menyebar ke seluruh dunia. Di Indonesia kita mengenalnya seperti Pee Wee Gaskins dan Killing Me Inside. Sementara punk seperti Superman is Dead dan Rocket Rockers.

Skatepunk

Mikhail Vasilev, wiraniaga peralatan biliar berusia 29 tahun, melatih gerakan skateboard di Triumfalnaya Square di Moskow, dekat patung Vladimir Mayakovsky—seorang penyair yang memuji revolusi 1917. Kaum muda Rusia memiliki kebebasan yang lebih besar daripada yang dapat dibayangkan orang tua dan kak (Gerd Ludwig/National Geographic)

Secara kultur, punk membawa pengaruhnya ke seluruh dunia untuk sikap perlawanan anak muda, termasuk olahraga ekstrem papan luncur (skateboard).

"Bahkan lebih dari berselancar, karena papan luncur sedikit lebih gaduh—sedikit lebih berbahaya. Dan punk rok memiliki sedikit bahaya di baliknya. Ada banyak kesamaan yang terjadi, tetapi energi adalah yang paling penting. Energi di balik punk rok dan ketika Anda berada di papan luncur, Anda sangat mentah," kata Steve Olson, atlet papan luncur profesional di Huckmag.

Pasalnya, punk dan olahrga papan luncur mempunyai latar belakang yang sama. Persamaannya adalah, ekspresi yang dimunculkan dengan peralatan seadanya atau do-it-yourself, dan tekanan lingkungan yang memicu orang harus bergerak.

Punk dan ideologi

Pandangan anarki Sex Pistols sangat nyentrik, terlebih Inggris adalah negara monarki. Mereka membuat lagi God save the Queen yang menyebut Ratu dengan kecaman, seperti rezim fasis, dan tidak punya masa depan dan mimpi untuk Inggris.

Akibatnya, punk diidentikan dengan beberapa gerakan politik kiri, bahkan radikal. Mark Bray, seorang profesor di University of Hong Kong dalam Antifa: The Anti-Fascist Handbook mengatakan gerakan punk menumbuhkan gerakan antifasisme.

   

Baca Juga: Skateboarding: Rahasia di Balik Papan Luncur Jadi Budaya Anak Muda

Baca Juga: Sering Muncul dalam Demonstrasi, Apa itu Gerakan Antifasisme?

Baca Juga: Label Bimbingan Orang Tua: Keprihatinan Ibu pada Gaya Musik Rok

Baca Juga: Sejarah Dangdut, Musik Nusantara yang Tak Pernah Dilekang Waktu

   

Dalam the Guardian, Bray menjelaskan bahwa kelompok antifa tumbuh pada 1970-an, seiring dengan makin populernya partai politik sayap kanan.

"Punk sendiri tidak berpengaruh langsung pada bergabungnya saya dengan kelompok gerilya, tentu saja, tapi punk memang membantu memperkuat politik radikal saya," kata Brace Belden. Dia seorang pejuang di Unit Perlindungan Rakyat Kurdi (YPG).

"Berada dalam komunitas dengan tingkat kesadaran dan solidaritas tertentu di antara orang-orang sangat membantu dalam hal itu," lanjutnya di the Guardian.

Pesan-pesan politis pun masih tersiar lewat lagu punk hingga kini. Misalnya, beberapa lagu band punk Amerika Serikat Green Day yang isinya berupa kritik sosial dan pada pemerintah. Di Indonesia pun demikian, seperti apa yang dilakukan Superman is Dead lewat lagunya atas masalah yang dihadapi di negara ini.