Singkap St. Augustine, Permukiman Eropa Pertama di Benua Amerika

By Galih Pranata, Selasa, 20 September 2022 | 10:00 WIB
Penggambaran St. Agustine di Florida yang menjadi pangkalan Spanyol dan pemukiman Eropa pertama di benua Amerika. (MPI/Getty Images)

Nationalgeographic.co.id—Diperkirakan sebuah pemukiman tertua Eropa di Amerika Serikat telah diketahui. Pemukiman Eropa tertua didirikan pada September 1565 oleh seorang tentara Spanyol bernama Pedro Menéndez de Avilés di St. Augustine, Florida.

Adapun Menéndez memilih nama koloni itu karena dia awalnya melihat situs itu pada tanggal "28 Agustus, bertepatan dengan hari raya St. Augustine," tulis Patrick J. Kiger kepada History.

Patrick menulisnya dalam sebuah artikel berjudul "How St. Augustine Became the First European Settlement in America" yang terbit pada 29 September 2020. 

Ekspedisi Menéndez bukanlah kelompok penjelajah Spanyol pertama yang mencoba memulai koloni di Florida, yang diklaim Juan Ponce de León untuk Spanyol pada tahun 1513. Ia juga tidak seperti penjajah lainnya, dia tidak keluar untuk menemukan emas atau mendirikan jaringan perdagangan dengan suku-suku asli. 

Tujuan utama bagi Menéndez sederhana: Menyingkirkan penjajah Huguenot Prancis yang mencoba merebut klaim Spanyol. Di tahun sebelumnya, Prancis telah mendirikan pos terdepan di Fort Caroline, dekat Jacksonville saat ini.

Sebuah pangkalan Prancis di Florida menimbulkan ancaman potensial, tidak hanya untuk klaim teritorial Spanyol, tetapi juga untuk armada Spanyol yang berlayar dari Amerika Selatan dan Meksiko di sepanjang pantai Florida, sebelum menuju melintasi Atlantik ke Eropa.

Raja Spanyol Philip II ingin ancaman Prancis dihilangkan, terutama karena para pemukimnya adalah Protestan dan bagi Philip, seorang Katolik, yang membuat mereka tidak dapat ditoleransi.

Ketika Menéndez kembali ke perkemahannya di St. Augustine, orang Indian setempat memberitahunya bahwa mereka melihat orang kulit putih berlayar di pantai selatan St. Augustine.

"Pedro Menéndez menyadari bahwa orang Prancis sedang dalam situasi gawat, di mana mereka tengah diterjang angin badai," terusnya. Menéndez bergegas ke lokasi dan menemukan beberapa korban kapal karam.

Orang-orang Prancis ini kehilangan senjata dan makanan mereka pascabadai. Mendoza, sang pendeta, meminta izin untuk menawarkan orang Prancis itu pertolongan untuk bertahan hidup jika mereka masuk Katolik.

Alhasil, enam belas dari mereka diterima, dan 111 lainnya terbunuh. Dua minggu kemudian, komandan Prancis Jean Ribault dan anak buahnya yang diperkirakan masih hidup, muncul di pantai.

Pasukan Spanyol menawarkan mereka kesempatan untuk menyerah, dan orang-orang Prancis pun menerimanya. Pasukan Menéndez ternyata hanya menjebak. Mereka mengikat orang-orang Prancis dan menikam Ribault sampai mati.

Pasukan Menéndez juga mengeksekusi sisa tawanan dengan memukuli mereka sampai mati menggunakan tongkat dan memotong-motong mereka dengan kapak. Jalan masuk tempat pembunuhan terjadi bernama Matanzas, kata dalam bahasa Spanyol yang bermakna "pembantaian."

 Baca Juga: 'Cronica Universalis' Ungkap Benua Amerika Sebelum Penemuan Columbus

 Baca Juga: Christopher Columbus, Sebuah Kesalahan Penulisan Nama dalam Sejarah

 Baca Juga: 150 Tahun Sebelum Colombus, Pelaut Italia Sudah Mengetahui Amerika

Jika bukan karena badai, upaya Pedro Menéndez mungkin akan gagal, ia takkan semudah itu menaklukan orang-orang Prancis dan "Florida akan menjadi koloni Prancis," tambah Patrick J. Kiger.

Setelah pembantaian, orang Spanyol akhirnya tinggal di St. Augustine untuk mendirikan koloni permanen pertama mereka di benua Amerika, sekaligus untuk mencegah lebih banyak lagi orang Prancis yang menetap di sana.

Spanyol segera menyadari St. Agustine menawarkan pangkalan yang berharga bagi penyelamat untuk membantu kapal dagang mereka ketika mereka sedang berhadapan atau setelah dihantam oleh badai tropis.

Pembangunan infrastruktru seperti halnya jalan kota di St. Agustine oleh bangsa Spanyol. (Corbis/Getty Images)

Pangkalan St. Agustine menjadi pangkalan untuk kapal perang yang dibutuhkan untuk berburu bajak laut. Akibatnya, koloni itu disubsidi besar-besaran oleh Mahkota Kerajaan Spanyol.

St. Agustine dengan cepat menjadi pusat utama kekuatan Spanyol di Florida, yang pada gilirannya, sering menjadi sasaran serangan oleh Inggris dan musuh lainnya. Pada tahun 1586, Sir Francis Drake menyerbu dan membakar St. Augustine, tetapi penduduk Spanyol akhirnya kembali dan membangunnya kembali.

Pada tahun 1672, Spanyol mendirikan Castillo de San Marcos—benteng batu tertua di benua Amerika Serikat—yang masih berdiri tegap hari ini untuk mengawasi kota St. Agustine.