Kisah Tragis Eksekusi Mati yang Gagal Sepanjang Sejarah Dunia

By Tri Wahyu Prasetyo, Jumat, 21 Oktober 2022 | 08:00 WIB
Ilustrasi hukuman mati kuno (sententiaeantiquae)

Nationalgeographic.co.id - Hukuman mati, telah menjadi bagian dari masyarakat dunia sejak zaman dahulu. “Ini telah berlangsung setua peradaban manusia,” ujar Robbie Mitchell pada laman Ancient Origins

Beberapa nama besar dalam sejarah, menemui ajalnya di atas talenan algojo. Sedihnya, praktik ini tidak selalu berjalan mulus, beberapa kejadian telah melakukannya dengan buruk. Berikut adalah eksekusi berdarah yang dilakukan dengan gagal sepanjang sejarah.

1. Thomas Cromwell

Thomas Cromwell adalah salah satu penasihat Raja Henry VIII yang paling setia. Ia bekerja sebagai menteri utamanya. Sayangnya, bakat dalam pekerjaan dan keyakinan beragama yang ia miliki, membuat dirinya mendapatkan banyak musuh di antara rekan-rekannya.

Orang-orang yang menjadi musuh Cromwell, diam-diam meneteskan racun di telinga Raja Henry. Hal ini membuat Henry tidak lagi percaya dengan tangan kanannya. Dirinya khawatir bila Cromwell secara diam-diam melakukan perlawanan terhadapnya.

Kesetiaan Cromwell dihadiahi dengan daftar panjang tuduhan palsu, meliputi pengkhianatan dan bid’ah. Dia ditangkap pada tahun 1540 dan dijatuhi hukuman mati tanpa pengadilan. Untuk menambah penghinaan, tanah miliknya juga dilucuti.

Cromwell dieksekusi pancung pada 28 Juli 1540. Malangnya, ia mendapat algojo yang sangat buruk dan bengis. Algojo tersebut membutuhkan beberapa ayunan untuk memenggal kepala Cromwell secara tuntas. 

Peristiwa ini semakin kacau balau, ketika Raja Henry berubah pikiran setelah eksekusi berlangsung. Ia Menyatakan bahwa tuduhan tersebut didasari pada informasi palsu. Dus! Thomas Cromwell telah mati sia-sia.

2. Mary Queen of Scots

Adegan eksekusi Mary Queen of Scots, digambar oleh saksi mata Robert Beale (Public Domain)

Mary adalah seorang Ratu Skotlandia tahun 1542-1567, hidupnya berakhir dengan sangat mengenaskan. Ia hidup sebagai seorang bangsawan dengan beberapa fasilitas, makanan lezat, kekayaan, kastel yang mewah, dan lainya. 

Hal yang paling tidak menguntungkan bagi Marry, adalah mendapatkan hukuman mati dari algojo yang tidak berkompeten.

Ia dieksekusi pada 8 Februari 1587. Diluar dugaan, pada pukulan pertama algojo tidak mengenai leher sepenuhnya. Pukulan pertamanya meleset mengenai bagian belakang kepala. 

Pada pukulan kedua, algojo berhasil mengenai leher, dengan seketika Mary keluar dari penderitaannya. Nahas, butuh ayunan kapak lain untuk dapat memenggal kepalanya sepenuhnya. Mungkin, berusaha untuk menyelamatkan muka, algojo kemudian mengangkat kepala yang barangkali sudah hancur dan menyatakan, “Tuhan selamatkan Ratu.”

Sayangnya, saat itu Mary mengenakan wig, akibatnya kepalanya terlepas dari genggaman algojo dan jatuh ke lantai.

3. William Duell

Terbukti, memenggal kepala dengan cara tradisional tidak terlalu efektif. Namun bagaimana dengan hukum gantung? tentunya itu lebih bisa diandalkan?

Menggantung, sebenarnya adalah bentuk eksekusi yang sangat teknis. Tali yang mencekik mengakibatkan korban meninggal secara perlahan dan menyakitinya karena sesak napas. Menggantung dengan durasi yang lama dapat mengakibatkan patah leher.

 Kegagalan eksekusi hukum gantung yang paling aneh barangkali adalah kasus William Duel. Ia dijatuhi hukuman mati akibat terlibat pada pemerkosaan Sarah Griffin. Ia dieksekusi gantung  pada 24 November 1740 di Tyburn, Inggris.

 Baca Juga: Eksekusi Gilles de Rais: Veteran Perang yang Keji dan Pedofilia

 Baca Juga: Lima Metode Eksekusi Mati yang Paling Mengerikan di Era Romawi

 Baca Juga: Eksekusi Sadis Skafisme: Penjahat Mati Perlahan dengan Susu dan Madu

Tubuhnya dibiarkan menggantung selama sekitar 20 menit, sebelum kemudian tubuhnya dikirim ke tempat ahli bedah untuk pelatihan medis.

Saat William Duell dibaringkan di papan bedah, didapati bahwa remaja berusia 17 tahun ini masih bernafas. Dalam waktu dua jam dia duduk dengan tegak, bahkan keesokan harinya dia kembali dengan kekuatan penuh. Ia dikirim kembali ke pihak berwenang, untuk mendapatkan putusan kembali.

Akhirnya, ia dikirim untuk diasingkan di Amerika Utara. Jadi, Duell dieksekusi pada usia 17 tahun, tetapi menjalani hidup hingga 81 tahun.

4. Robert François Damiens

Pada tanggal 5 Januari 1757, Raja Louis XV ditikam dengan pisau lipat oleh Robert Francois Damiens. Namun hal tersebut tidak membuat Raja Louis terluka parah, pakaian musim dingin yang tebal telah menyelamatkannya.

Atas tindakannya, Damiens tertangkap di tempat dan mendapatkan siksaan serta hukuman mati. Tubuhnya akan diikat pada empat kuda, yang nantinya akan berjalan ke arah berbeda. Ini akan membuat tubuh Damiens menjadi berkeping-keping.

Sayangnya, percobaan pertama betapapun kuda-kuda penarik itu sangat kuat, tubuh Damiens tak kunjung berpisah seperti skenario. Kemudian, algojo diperintah untuk memutuskan tendonnya, baru kemudian eksekusi mati berhasil.

Beberapa laporan saksi menyatakan, bahwa hal tersebut tidak cukup untuk mengakhiri nyawa Damiens. Tubuh tanpa kaki Damiens dibakar di tiang pancang. Damiens mengalami kematian yang sangat tercela dan menyakitkan.

5. William Kemmler

Kursi listrik digunakan untuk mengeksekusi William Kemmler pada 6 Agustus 1890. (Public domain)

Seperti yang telah diulas di muka, bahwa eksekusi tradisional dengan pemenggalan dan penggantungan terlalu tidak bisa diandalkan. Mungkin inilah yang melatar belakangi penerapan hukuman mati pertama menggunakan sengatan listrik.

New York menjadi tempat pertama yang menerapkan hukuman mati menggunakan listrik, tepatnya pada 1 Januari 1888.

Seorang pecandu alkohol, William Kemmler, dijatuhi hukuman mati karena membunuh istrinya dengan kapak. Ia ditetapkan sebagai penjahat pertama yang tersengat listrik. Namun sayangnya, teknologi baru datang tidak tanpa masalah.

Kemmler awalnya tersengat listrik selama 17 detik pada tegangan 1.000 volt. Tegangan sebesar itu diyakini mampu membunuh seorang pria. Ia dinyatakan meninggal, tetapi saksi mata mengatakan masih melihatnya bernapas. Dus, mereka menggandakan tegangan dan mencobanya lagi.

Saksi mata mengeklaim daging Kemmler meledak dan mulai terbakar. Otopsi menemukan bahwa pembuluh darah di kepalanya telah berkarbonasi, dan otaknya mengeras karena panas. 

Hal ini sangatlah mengerikan, hingga seorang reporter berkomentar bahwa kapak akan lebih manusiawi.