Meski Terikat oleh Sutra, Tiongkok dan Romawi Kuno Saling Mengabaikan

By Sysilia Tanhati, Kamis, 10 November 2022 | 11:00 WIB
Meski saling terikat dengan perdagangan sutra, Tiongkok dan Romawi kuno saling mengabaikan. Selama berabad-abad, mereka tidak memiliki koneksi langsung. Apa sebabnya? (Yan Liben & Aachen Cathedral Treasury)

Natiopnalgeographic.co.id—Romawi dan Tiongkok adalah kekaisaran adidaya kuno. Keduanya sama-sama menggunakan Jalur Sutra yang terkenal selama berabad-abad. Meski melakukan pertukaran barang-barang berharga dan terikat dengan sutra, Tiongkok dan Romawi kuno saling mengabaikan. Apa sebabnya?

Selama berabad-abad, kekaisaran Romawi dan Tiongkok menguasai lebih dari setengah populasi dunia kuno. Kedua kekaisaran itu memiliki pemerintahan yang canggih di masanya. Memimpin pasukan yang besar dan disiplin, Tiongkok kuno dan Romawi memiliki wilayah yang luas di bawah kendali mereka. Kekayaan dan populasi yang terus bertambah itu menghasilkan pembentukan jalur perdagangan lintas benua yang menguntungkan yaitu Jalur Sutra.

Selama ratusan tahun, jaringan perdagangan yang kompleks ini memungkinkan pertukaran barang yang belum pernah terjadi sebelumnya antara kedua wilayah.

Barang yang dipertukarkan termasuk sutra Tiongkok - yang sangat berharga di kalangan elit Romawi, termasuk keluarga kekaisaran. Namun, kedua kerajaan tetap hanya samar-samar menyadari keberadaan satu sama lain, hanya beberapa upaya untuk menjalin kontak langsung.

Panji-panji mematikan yang membawa Romawi kuno ke Jalur Sutra

Pada 53 Sebelum Masehi, Marcus Licinius Crassus memerintahkan pasukannya untuk menyeberangi Sungai Efrat dan memasuki wilayah Parthia. Sebagai orang terkaya sekaligus konsul triumvirat di Romawi, Crassus sangat berpengaruh dan berkuasa. Hanya satu kekurangannya yaitu kemenangan militer.

Alih-alih mendapatkan kemenangan militer, pasukannya dibantai oleh pemanah kuda Parthia yang mematikan. Crassus dibunuh dengan kejam oleh Parthia.

Kematian Crassus yang tercela akhirnya menjerumuskan Republik Romawi ke dalam perang saudara berdarah. “Perang tersebut menggulingkan tatanan lama dan mengantar era Kekaisaran,” tulis Vedran Bileta di laman The Collector.

“Kebodohan” Crassus memberi informasi yang kelak mengubah Romawi dan masyarakatnya. Sebelum serangan terakhirnya, kavaleri berat Parthia tiba-tiba membentangkan spanduk berkilauan. Kontan saja itu memicu kepanikan di antara barisan Romawi. Yang terjadi selanjutnya adalah kekalahan, pembantaian, dan salah satu kekalahan terburuk dalam sejarah Romawi.

Menurut sejarawan Florus, spanduk sulaman emas berwarna cerah begitu memesona para legiun yang kelelahan. Itu adalah kontak pertama Romawi dengan kain eksotis seperti kain kasa.

Meski diawali dengan peristiwa berdarah, sutra segera menjadi barang yang paling didambakan di Kekaisaran Romawi. Sutra menjadi komoditas yang menghubungkan dua negara adidaya kuno tersebut.

Ikatan sutra antar kekaisaran