Charon sering memakai topi tanpa pinggiran seperti topi buruh, tapi terkadang dia ditampilkan dengan rambut putih. Si tukang perahu mungkin sering menggerakkan perahunya menggunakan tiang panjang atau dayung kemudi.
“Dia juga digambarkan sebagai pria tua atau pria muda berjanggut,” ungkap Cartwright. Perahunya sering memiliki mata yang dilukis di Haluan. Mata itu diyakini dapat mengusir roh jahat.
Charon di zaman Romawi kuno
Charon atau Charun biasanya muncul selama pertarungan gladiator di zaman Romawi kuno. Biasanya, eksekusi para tahanan dilakukan di tengah-tengah pertarungan gladiator.
Baca Juga: Kisah Perjalanan ke Dunia Bawah Tanah dalam Mitologi Yunani dan Romawi
Baca Juga: Tak Ada Surga dan Neraka, Inilah Kehidupan Akhirat Yunani Kuno
Baca Juga: Inilah Demeter, Dewi Panen yang Mengatur Musim di Yunani Kuno
Seseorang berpakaian seperti Charon muncul di akhir segmen eksekusi dan sebelum pertarungan gladiator dimulai. Ia memasuki arena untuk mengeluarkan mayat tahanan yang dieksekusi. Karakter itu didasarkan pada karakter Charun, dewa kematian Etruria, yang selalu naik panggung bersama representasi dewa Merkurius, yang menemani jiwa.
Charun akan memukul korban dengan palu; sehingga secara simbolis mengambil kepemilikan mereka. Setelah ritual mengerikan selanjutnya, petugas membersihkan arena dari semua mayat. Semuanya harus siap agar pertunjukan berikutnya bisa dimulai.
Charon, terkadang sekarang lebih dikenal sebagai Charos, terus menjadi sosok penting dalam pemikiran abad pertengahan. Sosok ini muncul dalam banyak karya seni Renaisans dan sastra abad pertengahan.
Fitur Charon muncul di bagian Inferno dari Divine Comedy yang ditulis oleh Dante Alighieri (1265-1321).
Charon adalah asal mula sosok Charontas dalam cerita rakyat Yunani. Ia adalah malaikat maut yang diyakini sebagian orang muncul tepat sebelum seseorang meninggal.