Begini Pekerja Mesir Kuno Menyiapkan Makam Firaun di Lembah para Raja

By Sysilia Tanhati, Sabtu, 17 Desember 2022 | 13:00 WIB
Di Lembah Para Raja, beberapa makam dengan dekorasi paling spektakuler ditemukan oleh para arkeolog. Bagaimana para pekerja Mesir kuno mempersiapkan makam firaun di sana? (R Prazeres)

Seniman akan membagi sebagian dinding dengan memegang seutas tali yang dicelupkan ke dalam tinta merah dengan erat di atasnya, membuat kisi-kisi. Mereka menggunakan kisi-kisi ini untuk memandu penempatan figur dan draf pertama dilakukan dengan oker kuning.

Kemudian, mereka memberikan sketsa penempatan merah sebelum menyelesaikan gambar yang lebih detail dengan koreksi yang dilakukan dalam warna hitam.

Baca Juga: Festival Mabuk Mesir Kuno: Minum hingga Seks Bebas agar Dewa Senang

 Baca Juga: Mengenal Sekhmet, Dewi Perang Mesir Kuno yang Berkepala Singa

Dari sana, pematung akan mengukir dinding mengikuti sketsa yang dibuat oleh para seniman. Mereka akan memahat dari dasar dinding dan bekerja ke atas, mengukir garis besar terlebih dahulu dan detail interior kemudian.

Setelah ukiran selesai, seniman akan kembali dan mengecat permukaan ukiran dengan menerapkan satu warna pada satu waktu.

Banyak makam di Lembah para Raja tidak pernah diselesaikan

Banyak firaun meninggal sebelum makam mereka selesai. Karena banyak makam ditinggalkan dalam berbagai tahap penyelesaian.

Tahap pertama, bentuk dan dimensi kasar dari makam terakhir akan digali. Mereka mengikuti rencana yang telah disiapkan. Karena hanya beberapa orang yang dapat bekerja pada satu waktu karena keterbatasan ruang dari pintu masuk makam yang sempit, yang lain akan membersihkan puing-puing.

Perlu dicatat bahwa untuk menerangi pekerjaan apa pun yang dilakukan di luar penetrasi sinar matahari, orang Mesir kuno menggunakan semacam obor. Obor tersebut terbuat dari pakaian atau benang tua yang diolesi lemak atau minyak wijen. Obor berada di bawah pengawasan ketat karena banyak pekerja akan mencoba mencuri sebagian lemak dan minyak untuk digunakan di rumah.

Selanjutnya, para pekerja akan menghaluskan permukaan yang baru saja mereka potong dengan pahat. Mereka melapisi dinding yang dihaluskan dengan gipsum untuk menghaluskan retakan atau noda yang tersisa. Terakhir, Mereka meletakkan kapur yang diletakkan di atas untuk mengisi pori-pori yang lebih kecil.

“Ketika seorang firaun meninggal dan yang lainnya naik takhta, itu adalah saat perayaan bagi para pekerja,” Hansen menambahkan. Makam kerajaan dibangun untuk menyenangkan para Firaun saat mereka masih hidup. Akan tetapi begitu mereka mati, proyek tersebut akan ditinggalkan dan konstruksi dimulai di makam Firaun yang baru.

Secara keseluruhan, proses artistik membangun makam kerajaan di Lembah para Raja adalah upaya kolaboratif yang sangat besar. Ini merupakan bagian besar dari budaya dan hierarki Mesir kuno.